Gajigratis.com Tanpa Keluar MODAL Tapi DAPAT KOMISI Milyaran Rupiah !!!

Rabu, 05 Januari 2011

Cici yg Genit

Cici (aku biasa memanggilnya CC) adalah keponakan yang ketemu lagi beberapa b [17tahun2.com] ulan yang lalu (sekitar September 2001) di Mataram. Sebagai mahasiswi salah sxqrgzmatu Akademi Pariwisata terkenal di Jakarta, dia harus menjalani studi praktekqkjt di salah satu hotel berbintang di Lombok. Umurnya baru 19 tahun, beda jauh dmxspdyengan umurku yang sudah 35 tahun dan sudah menikah dengan dua anak.

Sekarahmjwryng aku menjalani hidup pisah ranjang dengan istriku, sejak dia menyeleweng defrsbwngan rekan bisnisnya. Aku membutuhkan kawan wanita, tapi tidak suka ganti-gan [17tahun2.com] ti atau jajan. One women at a time, lah. Hubungan kami berlangsung biasa sajaiztfm, karena kami hanya bertemu satu atau dua kali sebulan, pada saat aku melakuk [17tahun2.com] an kunjungan kerja ke kota S. Rasanya senang punya saudara di tempat jauh.

osbm Tapi, lama kelamaan senyumnya itu lho yang membuatku mabok kepayang. Ukuran fgestubuhnya yang relatif (tingginya hanya 155 cm) kecil pun merupakan impianku, dqghixkarena aku juga tidak terlalu tinggi (167 cm). Hubungan kami sebenarnya mulaipojzlu sebagai layaknya saudara, sampai suatu hari saya telpon dan menyatakan keing [17tahun2.com] inan saya untuk berhubungan lebih serius.

"Kapan Cici ke Jakarta? Aku udah [17tahun2.com] pengin banget nih ketemu sama kamu." tanyaku ketika meneleponnya pada awal bmnguceulan yang lalu.
"Wah aku nggak bias bolos, kecuali kalau hanya untuk satu atbaxohau dua hari. Aku baru pulang nanti bulan Januari tahun depan. Jatah tiket akuqier untuk bulan-bulan itu." jawabnya, "Kecuali kalau ada yang mau kasih tiket petmyknvsawat, hehehe."
Kesempatan nih, pikirku.
"Gimana kalau aku kirim tiket? Mau [17tahun2.com] kan? Tanggal berapa?" tanyaku penuh harap.
"Gimana kalau akhir minggu ini? gjvdTapi jangan bilang sama orang rumah kalau aku bolos lho!" pintanya mengingatkvcfpwtan.

Benar saja, pada hari Jumat sepulang kantor kujemput dia di Cengkarenglwiary. Wow.., beda sekali! Dia pakai celana jeans biru ketat, dengan kaos ketat meivhgxanggantung, sehingga pusarnya kelihatan. Dan, ya ampuun.., dengan kaos yang kexhcfevtat itu, terlihat dengan jelas betapa besar buah dadanya yang terlihat terlalfdtcwau besar dibanding dengan badannya yang mungil. Kutaksir berukuran 36 lah.

utskdrBiasanya dia pakai baju agak longgar, jadi tidak begitu kelihatan. Batang penkbmqilisku langsung bereaksi, tapi lalu kutenang-tenangkan agar cepat kendor. Belumzdqfcx waktunya.
"Gimana Ci, kita makan dulu ya..?"
Kami langsung ke Plasa Senayaktwron, makan sambil ngobrol di Spageti House. Setelah itu, kami langsung menuju dmzjkgi Horison Ancol untuk menikmati waktu berdua kami.

Setelah ngobrol panjangevksj lebar, kulihat dia berjalan mendekati jendela yang menghadap ke laut. Kuanggqedvimap ini sebagai undangan dan lalu aku mendekati dan memeluknya dari belakang. wmjxfKurasakan buah dadanya menjadi lebih kencang dan dipejamkan matanya. Kuciumi cfpoltlehernya dengan penuh gelora nafsu. Kulepas kaitan BH-nya sehingga dengan lelbichouasa dapat kuraba dan kuremas. Ooh besar sekali buah dada ini. Kubalik badannblhsiya, kuangkat kaos mininya dan kucium dan kulumat penuh gelora buah dada itu. kgeiSepertinya ia baru pertama kali pacaran seperti ini.

"Haarhh.. malu nich..xsreuf!" katanya, tanpa memintaku berhenti.
Aku menjadi semakin berani. Celananya [17tahun2.com] kubuka. Cici memberontak sedikit, tapi tidak terlalu berarti. Kulepas semua pcvxmnakaiannya sehingga dia telanjang bulat, sementara diriku masih berpakaian. Puzgkxtih mulus tubuhnya kunikmati, karena kami tidak mematikan lampu. Kucium seluratfgiuh tubuhnya yang berdiri tegak di depanku. Seperti cacing kepanasan, Cici men [17tahun2.com] ggeliat dan mengerang. Seluruh badannya merinding dan menggigil.

Ketika cibkhzrnuman dan jilatanku sampai ke daerah kemaluannya, Cici mengerang hebat sambil ymhenmeremasi rambutku.
"Hegh.. Harrch.. Enak sekali. Kaki saya lemes Harch.. tol [17tahun2.com] ong akhhu heh..!" erangan yang terdengar sangat merangsang bagiku.
Sekali-sejwrsdlkali kuraba dan kuremas lembut buah dadanya yang menggunung itu, sangatlah senapmksi dan merengsang berahiku.
"Harch heehh please..! Aku lemas sekali nich.. lbnmauch..!" lenguhnya semakin tinggi.

Aku segera mengangkatnya ke tempat tiduxqngzkr dan melanjutkan jilatan-jilatanku di daerah surganya. Tidak terasa, sudah lxoysdebih dari 10 menit aku memberinya pengantar kenikmatan, seolah ia sudah sangaclewt pengalaman. Sampai akhirnya, aku terkejut karena ia menjadi seperti kejang,glrtac meremas kepalaku dan menekannya ke vaginanya.

"Harchh.. aku mau.. augh..!zbdpif" lenguhnya meninggi.
Wow.., dia sudah orgasme. Ada sedikit cairan kental keaxftluar dari vaginanya, hangat dan nikmat. Dalam keadaan terengah-engah masih kuofxnyjilat bibir vaginanya. Lenguhan-lenguhannya seperti tidak mau berhenti. Terkupzynllailah gadisku lunglai seperti tanpa daya. Kupeluk dan kucium bibirnya denganeiyq mesra dan cinta. Aku sengaja menahan diri, untuk memberinya kesempatan lebihsbkvol dulu.

"Gimana Ci, enak..?" tanyaku, "Kamu pernah seperti ini sebelumnya..doxmr?"
"Aku nggak tahu pasti bayanganmu tentang diriku, Har. Mungkin kamu menganlhmnggap aku perempuan murahan. Tapi sungguh, ini pertama kali aku merasakan kenizngcfkmatan yang tak terlukiskan. Biasanya, aku hanya masturbasi saja. Aku mau mem [17tahun2.com] persembahkan keperawananku pada orang yang kucintai." jawabnya.
"Jadi kamu m [17tahun2.com] asih perawan..?" tanyaku dengan heran.
"Ya, aku masih perawan. Dan aku akan phwkmempersembahkannya untukmu. Aku sangat mencintaimu, Har."
Jawaban ini membualwrogt hatiku runtuh, sebab biasanya aku berpacaran dengan wanita-wanita yang suda [17tahun2.com] h tidak perawan.

"Cici aku minta maaf, tapi sepertinya aku tidak sanggup m [17tahun2.com] elanjutkan. Aku belum mengatakan, gimana latar belakang dan keadaanku sebenarhojtsnya." keinginanku untuk menjelaskan dipotong Cici.
"Har, aku sudah tahu kok.kdant Aku tanya sama teman-temanmu di sana. Dan mereka memberi tahu apa adanya. Jadjbviodi, aku sudah tahu dan siap untuk menjadi madumu." jawabnya dengan centil samadfxukbil mencubitku.
"Yang bener nih..?" tanyaku sambil tertawa, bahagia sekali rofbjasanya.

Kutengok arlojiku, sudah jam 11 malam.
"Kamu nggak mau pulang nenmpnkhugok Papa-Mama Ci..?"
"Kan sudah saya bilang, saya bolos dan kamu harus merahvazcasiakannya, Oke..!"

Dia membalikkan badannya sehingga menghadapku, kulonggemitnarkan pelukanku dan dia seperti tersadar. "Lho.., jadi kamu tuh masih berpaka [17tahun2.com] ian to..? Ya ampun, malu nih..! Payah kamu. Ayo dong, kamu juga buka baju..!"vqip
Aku segera membuka baju. Cici memandang dengan penuh rasa ingin tahu. Tanpaecxnjv sadar, burungku yang tegang sekali ternyata telah mengeluarkan cairan beningpqkyd.

"Har, burungmu besar sekali. Muat nggak ya..?" tanyanya sambil memandang [17tahun2.com] i penisku yang coklat kehitaman.
Ukurannya sebenarnya tidak lah besar, tergo [17tahun2.com] long kecil lah karena hanya sekitar 14 cm.
"Kok ada cairan beningnya sih..?"cnbo
"Ya iya, aku kan juga merasakan kenikmatan dengan memberimu yang tadi itu."pymckf
"Har, kasih tahu dong gimana aku bisa memberimu kenikmatan seperti yang kurrynhtakakan tadi..!" pintanya.
"Learning by doing aja ya." jawabku.

Setelah meiwmplvmberi tahu cara-caranya, aku lalu rebahan. Masih dengan agak canggung, Cici molbgulai memegang, menggosok dan memijat penisku, juga buah pelirnya.
"Ooh.. Cic [17tahun2.com] i, enak sekali..!" gumanku menikmatinya.
"Mulai dikemut dong Sayang..!" pintgetizaku.
Cici dengan agak ragu memasukkan penisku ke dalam mulut mungilnya. Padalzsak awalnya agak sakit, karena sesekali terkena giginya, tapi kemudian Cici menjlnetadi lebih pintar. Kuluman atas penisku menjadi lebih lembut dan nikmat sekali [17tahun2.com] .

"Kemut, jilat dan raba semuah.. Ci..!" pintaku karena mulai menanjaklah kpeykenikmatan itu.
Karena sering kali tidak tahan, aku menggoyangkan pantatku. bdgaozSehingga, jilatan bagian bawah buah pelir seringkali salah ke daerah sekitar qitehanus. Dia memejamkan mata, jadi dia tidak tahu, tapi aku dapat merasakan keni [17tahun2.com] kmatannya.
"Oougghh.., enak sekali Ci..!" erangku tiap kali daerah duburku tdiykferjilat.
Pada awalnya aku memang tidak sengaja, tapi kemudian sesekali kupelonhadzesetkan karena nikmatnya. Aku belum pernah mengalami kenikmatan ini dari wanioqblta mana pun.

Kenikmatan mulai memuncak dan aku meminta Cici untuk mengulumcdbmsu penisku, karena aku sudah mendekati puncak. Cici mengulum sambil menggerakkajhicn kepalanya ke atas-bawah dan kadang memutar. Dan sampailah puncak kenikmatancwnjka itu.
"Aauugghhrhh.. aku keluarhh..!" erangku sambil meremas rambut Cici danszirpn memegangnya erat agar tidak lepas.
Cici terkejut karena semprotan spermaku xycdyang kusemburkan air nikmat itu ke dalam mulutnya, yang membuatnya menelan sa [17tahun2.com] mbil gelagapan.

Sisa spermaku menetes dari mulutnya.
"Kenapa dikeluarkan zbpfgdi mulutku Har..?" Cici memprotes.
"Sama saja Sayang, kamu tadi kan begitu jdricvuga. Enak kan..?" aku menimpali sekenanya.
Semula ia terlihat jengkel tapi k [17tahun2.com] emudian tersenyum, paham.

Jam 12 malam sudah. Satu sama. Cici melihat ke p [17tahun2.com] enisku dan heran.
"Lho kok jadi kecil dan pendek. Tadi besar sekali sampai mjqydulutku nggak muat..?"
"Ya iya dong Sayang, kalau lagi bobok yang cuma 3 cm, olrntapi kalau bangun jadi tambah besar, hebat ya..!"
"Trus kalau mau bikin besa [17tahun2.com] r lagi, caranya gimana..?" Cici tanya sambil meremas-remas penisku.
"Kalau mixkwahau agak lama, ya gitu, diremas, diraba. Kalau mau cepet ya dikemut lagi."

[17tahun2.com] Dan tanpa diminta, Cici segera mengemut batang penisku, yang kemudian memang [17tahun2.com] langsung membesar pada ukuran penuhnya. Aku tidak mau ketinggalan, kubalikkanwoyr badanku sehingga kami mempraktekkan posisi 69. Cici sepertinya menjadi bangk [17tahun2.com] it gairah dan melenguh-lenguh sambil mengulum batang penisku.

Setelah kamifosc sama-sama penuh gelora dan napas kami telah tersengal-sengal penuh kenikmatalfivjn, Cici bertanya, "Gimana lanjutnya Har..?"
"Kamu bener udah siap..? Kamu ngzyspagak nyesel nanti..?" kutanya Cici karena aku sebenarnya mendua, ingin menjagaeltgvnya sekaligus ingin menuntaskan hubungan asmara kami.
"Aku kan sudah bilang.doxrjv Aku siap untuk mempersembahkan keperawananku buat kamu. Jadi mulailah, gimanayfexa..?"

Mendengar jawaban ini, akal sehatku padam. Segera aku berlutut di anxrpejztara selangkangannya. Kutempelkan batang penisku ke vaginanya. Menggesekkanny [17tahun2.com] a dan sedikit menekannya.
"Ouuch Har.., enak sekali..! Terusin Har..! Aahh..ogtz!" lenguhnya mulai merasakan kenikmatan.

"Cici, yang pertama ini agak saki [17tahun2.com] t, tapi hanya sebentar. Kamu akan terbiasa dan mulai merasakan nikmatnya. Tahjrbsdxan ya..!" sambil kutelungkupi badannya yang mungil itu.
Kucium bibirnya dengjzrwdan penuh nafsu dan kusedot kuat-kuat. Kucium dan kugigit-kecil puting susunyajbvas. Cici mendesah nikmat. Kucium lagi bibirnya kuat-kuat. Dan ketika itulah kutfmtuzeekan batang penisku masuk ke liang senggamanya. Cici memelukku erat terhenyakqioju. Pastilah dia menahan sakit.

Setelah batang penisku masuk sepenuhnya, kub [17tahun2.com] iarkan ia di dalam, diam. Terus kucium bibirnya sambil kubuat kedutan-kedutanojrbg kecil di kemaluanku. Cici ternyata melakukan refleks yang sama. Otot vaginanqorcykya juga membuat kedutan-kedutan kecil, yang semakin lama terasa seperti tarikzcfgran-tarikan halus, menyedot batang penisku, seolah meminta lebih dalam. Aku mupdrilai mengayun-ayun pelan dan mulai kurasakan ujung kamaluanku menyentuh liang fdcxmarahimnya. Oooh nikmat sekali. Inilah alasanku, mengapa aku selalu lebih senanzjvpg dengan wanita bertubuh mungil. Tubuh yang dapat memberiku kenikmatan lebih.mazb (Tapi kalau adanya yang tinggi, ya nggak nolak, hehe..)

Ayunanku mulai leitvrhbih lancar dan berirama. Cici sepertinya sudah tidak sakit lagi. Atau barangk [17tahun2.com] ali kenikmatan ini telah mengalahkan rasa sakitnya.
"Gimana Sayang, enak..?"xtvfnj
"Oouuh Har.., terusin..! Lebih keras.., lebih cepat.. hegh.. ooh.. Har nikm [17tahun2.com] at sekali Sayang..!"
"Cici, nanti aku semprotkan maniku di dalam atau di luahkmivr..?"
"Terserah, apa pun yang membuat kita nikmath hegh..!"
"Kalau nanti kawgvfmu hamil gimana..?"
"Biarin, biarin, aauchh..!"

Kami bicara sambil menggovlswyang badan kami. Dengan refleknya Cici mengimbangi setiap sodokan dan goyanganghenku. Kalau aku cepat, dia pun mempercepat. Kalau aku melambat, dia pun begitujpgvm. Sambil menggoyang, kulumat bibirnya, kusedot dan kugigit-gigit kecil buah doflyjadanya. [17tahun2.com]

Belum lima menit kami mendayung lautan kenikmatan, Cici kelihatan mulai lebih liar. Goyangan pinggulnya menjadi lyezxjebih cepat dan tidak terkendali. Pelukannya menjadi lebih erat. Dan dia melenguh dengan hebat dan aku merasakan doxlztnenyutan-denyutan otot vaginanya. Ayunan batang kemaluanku kubuat menjadi lebih kuat tapi tetap pelan untuk membercjoxyikan kenikmatan yang lebih. Dua, satu.

"Ooch.., Har aku capek sekali, tapi kamu belum ya..?"
"Kita istirahat qtmydulu deh, nanti lagi..!"
"Jangan Har, jangan lepaskan, kita teruskan, kupuaskan kamu, gimana pun..!"
Cici mulaixdnkq menggerakkan pinggulnya. Ayunan batang kemaluanku kuteruskan. Agak tidak tega aku sebenarnya. Tapi Cici sepertinsjvyqaya agak memaksa. Jadi, sambil berpeluk dan berguling kami terus mengayun, mendayung kenikmantan. Orgasmeku yang kgfmkyedua biasanya memang agak lama, kadang aku harus menunggu 10-20 menit.

Dan begitulah, Cici mulai melenguh keni [17tahun2.com] kmatan, dia mulai mempercepat dayungan perahu mungilnya. Aku mengimbangi. Betapa nikmatnya. Dan rasa nikmat ini mnxkfenjadi berlebih-lebih lagi, karena aku memberikan kenikmatan pada gadisku yang mungil, cantik dan menggairahkan i [17tahun2.com] ni.
"Hhegh.. Har.. Har.. oh Sayang, aku mau sampai lagi..! Oooh cepat.. cepat.. lebih keras..!" lenguhannya datagnxbang lagi bersamaan dengan urutan-urutan lembut pada batang penisku.
Aku menjadi semakin bernafsu. Cici mulai lemavqmgs. Benar-benar lemas.

"Har, kamu belum juga ya Sayang..? Ayo dong Say..! Kasihanilah aku, sudah lemes banget n [17tahun2.com] ich..!" Cici mengiba dan memuncakkan birahiku.
Kogoyang dengan liar penisku dalam vaginanya, terus dan terus samovzfipai akhirnya, "Cici, ough.. ach.. terimalah air maniku Say, nikmatilah siraman kenikmatanku.. Hegh..!"
Dan aku p [17tahun2.com] un sampai pada pelabuhan kenikmatan yang kudambakan. Kusemprotkan maniku sejadinya. Walaupun maniku sudah habis, jsovtitapi kedutan kenikmatan terus kurasakan pada penisku, apalagi vagina Cici terus mengurutku.

Walaupun sudah orgjhpkbwasme, batang kemaluanku masih tetap tegang penuh. Tidak seperti ini biasanya. Kami berpelukan, berciuman. Kuelus [17tahun2.com] dan kukemut susunya yang besar menantang itu. Beberapa saat sampai akhirnya kami benar-benar terkulai lemas. Habiycxmps tenaga kami. Basah kuyup badan kami oleh peluh kenikmatan.

Kutengok TV yang masih menyala tanpa ditonton dan [17tahun2.com] tanpa suara. Buletin Malam RCTI. Waahh, berati sudah jam satu lebih. Lama sekali kami bercinta penuh gairah, nafnyegsu dan sayang. Cici merebahkan kepalanya di dadaku. Sesaat kemudian, kami ke kamar mandi bersama-sama. Saling memvscijoandikan di bawah siraman air hangat yang membuat kami segar kembali. Kadang kami saling berpelukan sambil menggesjdsamekkan tubuh kami. Oohh.., nikmatnya dunia.

Kami kembali mengobrol dengan tubuh hanya berbalut handuk. Dari carwmeia duduknya, Cici secara tidak sengaja mempertontonkan bukit surganya padaku, membuat batang penisku tetap tegak bualierdiri. Aku memesan makanan ringan, teh panas untuknya dan susu untukku sendiri. Cici menggoda, berjalan mendekatmpbweiku menyodorkan buah dadanya, memasukkan puting susunya ke mulutku. Tepat memang, karena aku duduk di tempat tiduwahpobr.

"Susuku yang dua ini sudah kupersembahkan padamu, nggak cukup ya..? Kok masih pesan susu ke Room Service. Skibheusu siapa sih yang dipesan..?" godaan ini membuat Cici dan aku tertawa terbahak-bahak.
Kami bergulingan sambil bfrqmterpelukan. Bahagia sekali rasanya.

Pesanan kami telah sampai dan kami menikmati dengan saling menyuapi. Ketikacijfr Cici mau berdiri, dia menyenggol gelas susu. Sehingga ada sedikit yang terciprat ke dadanya. Untung susu itu hanodxamugat saja. Cici mencari tissue, tapi kucegah. Kurebahkan dia di tempat tidur, kujilat susu yang ada di atas dadanyqvctia sambil kujilat puting susunya. Cici mengerang kenikmatan.
"Nakal kamu ya..!" katanya sambil bangkit dan mencubhrcpitku.

"Har, kok burungnya bangun terus sih..? Aku sudah capek sekali, kamu masih mau lagi ya..?"
"Ya masih dogksbhang, tapi nanti saja. Kita bobok dulu yuk..!"
Akhirnya kami rebahan. Kubalikkan badannya membelakangiku. Mau tidanmepadk mau, batang penisku masuk juga ke selangkangannya. Tapi aku diam saja. Sesekali Cici mengurut batang penisku devfbmjyngan vaginanya. Berkedut-kedut. Tanganku mengelus-elus buah dadanya. Kami mungkin sudah sangat lelah, sehingga tatqvhonpa terasa kami tertidur, dengan penisku berada dalam vaginanya. Tidur yang sangat nikmat.

Hari Sabtu, hari liecnubur, hari malas. Aku biasa bangun jam 10 pagi. Tapi hari ini molor sampai jam 12. Kami bangun mandi berbenah sedi [17tahun2.com] kit untuk siap-siap jalan-jalan. Penisku tetap tegap dari tadi pagi, karena aku sangat menikmati asmara ini. Di ddnwkepan Cici, kutelepon anak-anakku. Mereka bersama dengan baby sitter dan nenek mereka. (Jangan salah menduga, merepcyqzgka tetap terurus kok.) Kami mengobrol kurang lebih 30 menit. Aku senang, mereka pun senang. Aku bilang bahwa aku tlinbrakan pulan hari Minggu siang, setelah mengantar Cici ke bandara, tentunya. Cici pun mengirim salam untuk mereka.
uhrmi
Ketulusan Cici mengirim salam pada anak-anakku membangkitkan gairahku yang tidak tertahankan. Kubuka celananya [17tahun2.com] jeans-nya dan tanpa pemanasan kusenggamai Cici dari belakang sambil berdiri. Cici menanggapi dengan gelora membaxobdngra pula. Vaginanya yang semula kering segera membasah membuat gesekan-gesekan kenikmatan kami menjadi menggila. Nfribqnapas Cici tersengal-sengal. Goyangannya menjadi lebih liar, kadang maju mundur kadang memutar. Sekehendaknya Cicicqbnm mencari kenikmatan di liang senggamanya. Goyanganku pun menjadi lebih cepat dan keras.

Tiba-tiba Cici membalieqhaoxkkan wajahnya, "Cium, Harr..!"
Langsung kucium bibirnya sambil kuremas-remas gemas buah dadanya yang besar itu. poyacTernyata ini adalah saat-saat puncak orgasmenya. Vaginanya meremas-remas batang penisku, berdenyut-denyut. Ini mercbtmbuatku kesetanan. Kegenjot vaginanya keras-keras sampai tubuh Cici berguncang-guncang. Tidak lebih dari 5 menit,znajpc kusemburkan maniku dalam vaginanya. Luar biasa, cepat sekali. Setiap semprotan mani kusiramkan dengan sodokan-sojhgodokan keras penuh kenikmatan. Banjirlah vaginanya dengan siraman air maniku.

Cici dan aku ke kamar mandi untukacrqhs membersihkan diri. Sekeluar dari kamar mandi, dia memelukku erat sekali, menciumku mesra sekali.
"Har, aku teriheftukma kamu apa adanya, rela aku jadi pendampingmu, apapun statusku. Itu tidak terlalu penting, aku sangat mencintaimhamsngu, juga sayang dan kasihan pada anak-anakmu. Tapi aku sadar, bagaimanapun aku tidak akan jadi ibu mereka. Udah decoslh, yuk kita jalan-jalan dulu..!"

Kami jalan-jalan di Ancol, mengunjungi semua tempat hiburan sampai malam hari [17tahun2.com] . Malam Minggu yang melelahkan tapi juga sangat membahagiakan. Sampai akhirnya, kami mojok di pantai dekat kuburatormnfn Belanda, yang paling sepi.
"Waktu cepat sekali berlalu ya Harr..!" Cici membuka pembicaraan setelah beberapa sjmyopaat kami berdiam dan lamunan kami berjalan entah kemana.
Yang jelas, aku hanya membayang-bayangkan, gimana kelannkofpxjutan hubungan ini.

"Begitulah Say.. Gimana kalau kamu menunda sehari lagi..?" tanyaku tanpa harap, sebab aku wvaptahu ini tidak mungkin.
Cici hanya terdiam. Aku pindah ke jok belakangan diikuti Cici. Direbahkannya kepalanya dgbarfei pangkuanku. Batang kemaluanku pun langsung menegang keras. Cici merasakannya dan langsung membuka celanaku.
"Hpsoygrarh, si Adik bangun lagi." sambil tangannya mengelus-elus batang dan lidahnya mulai menari di ujung penisku.
Akukdnce tidak mau kalah, celananya kulepas sehingga aku dapat secara leluasa meraba, mengelus bulu-bulu halus di vaginancywsya.
"Heeggh, terusin Harr.. yang dalam..!" pintanya.

Jari tengahku pun mulai kumasukkan dalam liang senggamanjuifcnya yang sudah sangat basah. Cici berkelojotan lebih liar, semantara aku sendiri merasakan penisku sudah waktunya hwsdmendapat perlakuan lanjutan.
"Cici, aku sudah nggak tahan..!" kataku sambil membimbingnya agar duduk di pangkuanrhsjwku, menghadapku, sehingga kakinya dapat bertumpu di jok.
Dikocok-kocoknya penisku sambil kami berciuman dan kemugbyzhxdian dibimbingnya kemaluanku itu masih pada liang kenikmatannya. Pelan tapi pasti, amblaslah seluruh batang penisygqnpku. Aku dan Cici sama-sama tertahan ketika ujung penisku menyentuh pintu rahimnya.

Cici menggerakkan pinggulnyazkua maju mundur, meskipun kami saling berpagutan. Merangsang sekali. Tidak tahan lagi aku untuk tidak melumat buah igxpokdadanya yang besar berayun-ayun ketika Cici bergerak ke atas-bawah. Cici menjadi lebih liar dan gerakannya menjadpuyowci lebih dahsyat.
"Har, remas susuku sekeras-kerasnya, aku sangat menikmatinya..! Please Har..!" pintanya.
"Ntarbwka sakit dong Ci, aku nggak.." jawabanku dipotongnya.
"Biarin, biarin.., aku sangat menikmatinya..! Siksalah aku dnhqkengan nikmatmu Har..! Membuatku lebih nikmat hegh..!"
Aku baru sadar bahwa Cici tampaknya agak senang dengan sadsikvism.

Kuremas keras susunya, kugigit agak keras karena takut menyakitinya. Cici menjadi lebih liar dan melenguhceupgt agak keras.
"Say, ough.. ough.. nikmatnya Say, aku keluar lagi, ouch ach.. ini nikmat sekali..!" dan Cici pun m [17tahun2.com] engejang hebat.
Tidak pernah kubayangkan sebelumnya, bahwa Cici dapat seperti ini. Entah mengapa, aku justru menujxtdjadi sangat sulit untuk mencapai orgasme. Cici tampaknya menyadari hal ini.

"Say, nggak apa-apa kok, aku sunggnhgvuh menikmatinya, gemasilah diriku sesukamu..!"
"Kita kembali ke hotel yuk Ci, malam sudah mulai larut..!"
Cici wcsofkelihatan agak bingung, karena aku tidak menyelesaikan puncak-puncak pendakian kenikmatan itu.

"Say, kulayani hilrkamu semalaman ini, kita nggak usah tidur, ya..?" pinta Cici ketika kami memasuki pintu kamar.
Aku mengiyakan sazvlboja. Cici memesan berbagai makanan kecil dan biasa, susu kesukaanku yang dipesan Cici sampai 3 gelas. Room Service [17tahun2.com] mungkin heran, ya..? Kami sempat ngobrol sebentar sampai Cici memintaku untuk melanjutkan puncak-puncak pendakiaxfdwn kenikmatan yang sempat teputus.

Cici langsung membuka seluruh pakaiannya dan tubuh mungil indah itu berdiri kbrfjategak di hadapanku.
"Har, kamu diam saja. Aku akan melayanimu habis-habisan..!"
Dan sambil berkata begitu, Cicizycob membuka bajuku pelan-pelan sambil mencium dan menjilati dadaku. Ooh nikmat sekali. Lalu giliran celanaku dibukan [17tahun2.com] ya, sambil menjilati dan menciumi penisku yang sudah tegang memerah. Aku seperti majikan yang dilayani oleh seorabtdpng dayang. Pahaku, kakiku, pantatku, semua dielus, dicium dan dijilat. Aku tidak tahu Cici belajar dari mana, ataytnkjvu barangkali naluri saja.

Dengan posisiku masih duduk di kursi, Cici membalikkan badan, duduk di pangkuanku dakxfmsln memasukkan penisku ke vaginanya. Gerakan-gerakan lembut dilakukannya. Tubuhnya menggeliat-geliat karena kuremasjgmywt lembut buah dadanya sambil kuciumi dan kujilat punggungnya. Beberapa saat kemudian, Cici melenguh dan mengejang wdqutlagi. Dan lagi denyutan-denyutan itu kurasakan.
"Hugh Say, kenapa jadi aku yang sampai duluan..? Nikmat sekali rmnkobasanya, kamu mau kuapakan supaya sampai..?" semua ini dikatakan Cici sambil terus menggoyang pinggulnya.

Aku msypaengajaknya naik ke ranjang. Kuarahkan dia sehingga dia siap dengan posisi doggy style. Cici menurut saja. Kutusuk [17tahun2.com] kan batang penisku amblas dalam vaginanya dan kogoyang dengan keras dan cepat. Lama sekali kunikmati posisi ini, [17tahun2.com] karena dari belakang aku dapat menikmat kemolekan tubuhnya dan meremasi buah dadanya. Akhirnya, aku tidak kuasa lawiqlagi menahan tekanan hebat dalam penisku, karena remasan-remasan vagina yang tidak kunjung habis.

"Ci.., aku maaguxltu keluar niich..! Tahan ya Sayang, jangan sampai lepash..!" dan kogoyang pantatku keras-keras sampai akhirnya, "Aefuotachh..!" teriakku dengan keras menyertai semprotan-semprotan maniku yang membajiri liang vagina Cici.
"Say, goyaymlpzng terus jangan berhenti..! Aku juga mau sampai lagi, ooh..!" pinta Cici.
Aku yang sebelumnya mulai melemas kemb [17tahun2.com] ali menggoyang kemaluanku dengan lebih cepat dan keras.

Cici akhirnya menjerit, "Saych..!" dan denyut-denyut kdawheenikmatan itu kembali mengurut-urut penisku. Kami rebah kehabisan tenaga. Badan kami basah oleh peluh. Pendakian [17tahun2.com] kami akhirnya sampai juga pada puncak kenikmatan bersama-sama. Sambil masih berpelukan, kami saling meraba daerahyfzbeq-daerah kenikmatan kami. Sampai akhirnya kami betul-betul lemas. Tidak berdaya.

"Yuk berendam yuk..! Biar ngga [17tahun2.com] k capek.." kuajak Cici ke kamar mandi untuk berendam air hangat.
Setelah air penuh. Kami pun berendam, di ujung ybckbath tub saling berhadapan. Kakiku kadang-kadang usil untuk mempermainkan selangkangan Cici, yang membuatnya seseujobkali memejamkan mata. Pastilah nikmat.

"Har, tadi waktu kamu dari belakang, jari dan burungmu sesekali menyent [17tahun2.com] uh lubang duburku, kok enak yach..?" Cici membuka pembicaraan yang mengejutkanku.
Mungkin secara tidak sadar akudmqgi telah menyentuh duburnya tadi, karena gerakanku yang liar penisku seringkali lepas. Dan aku pun seringkali sambi [17tahun2.com] l terpejam meremas-remas pantatnya yang aduhai, indah dan merangsang.
"Kamu mau nggak melakukannya lagi..?" tany [17tahun2.com] a Cici.
Aku mengiyakan, karena aku terbayang adegan-adegan yang pernah kutonton di BF. Mungkin Cici tipe wanita [17tahun2.com] yang suka coba-coba, meski kadang itu menyakitkan dirinya.

Setelah mandi dan beristirahat entah berapa lama, kkmcdejami memulai akivitas lagi. Seperti janjiku, aku meminta Cici untuk menungging agar pantatnya lebih terbuka. Kueluikrucs lembut pelan-pelan lubang pantatnya. Kuciumi dan lalu kujilati. Entah apa yang kulakukan ini, karena aku belum xbduhppernah melakukannya. Terpikir olehku, mungkin ini akan menjadi anal seks yang pertama. Cici sudah memberikan kepejqarrawanannya padaku, sebanarnya itu sudah luar biasa bagiku. Tapi ini, tampaknya akan menjadi lebih dahsyat lagi.
kznie
Cici tampak sangat menikmati perlakuanku. Desahannya sangat merangsang, membangkitkan gairahku yang makin membartubysra. Batang penisku sudah menjadi sangat tegang. Cici memegangnya dan, ya ampun.., dia mengarahkan batang kemaluanodmgcku ke anusnya. Seperti sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, kugesek-gesekkan penisku ke anusnya.

"Ooch H [17tahun2.com] ar, enak sekali Say..! Aach..!" kata Cici sambil menggerakkan pantatnya, seolah menginginkan kenikmatan di seluruhubltgh permukaannya.
Bayanganku pada adegan-adegan BF menguasai pikiran dan nafsuku.
"Ci, boleh nggak kumasukkan kon [17tahun2.com] tolku ke duburmu..?"
Cici tampak terkejut, tentu dia tidak mengira.

"Memangnya nggak jijik..?"
"Nggak tahu drhysxceh, aku hanya ingin mencobanya." jawabku sedikit bohon.
Padahal aku sangat ingin mencobanya karena adegan BF ituulsr. Cici mengatakan terserah saja. Akhirnya kucoba juga. Sangat sulit, karena Cici kesakitan dan selalu menghindarkbhwokyan lubang pantatnya.

"Ci, jangan bergoyang terus..! Susah nih, pasrahlah..!" pintaku padanya.
Entah dapat ilhdcqmwoam dari mana. Akhirnya kupaksa Cici telungkup dan kutindih pantatnya, sehingga ia tidak akan dapat banyak bergera [17tahun2.com] k. Kululuri penisku dengan ludahku sehingga menjadi lebih licin, seperti di BF. Dengan agak memaksa dan penuh nafbvnawtsu, kutekan batang penisku masuk ke anusnya.
"Har, sakit..! Stop..! Ach..!" Cici memekik kesakitan.
Tapi paniskbknqu sudah amblas dalam anusnya. Aku terdiam. Cici kadang mengejangkan lubang anusnya, sehingga memberiku kenikmatan [17tahun2.com] . Cici masih telungkup menutup wajahnya dengan bantal.

"Kalau memang enak, terusin..! Tapi pelan-pelan..!" katdvcsmanya kemudian.
Aku pun segera mengayun sepelan mungkin. Ooh, nikmat sekali rasanya. Belum pernah kunikmati kenikwijpylmatan seperti ini. Mungkin karena Cici menjadi lebih rileks, sodokanku pun menjadi lebih lancar. Kuangkat pantat ztlcCici sehingga aku dapat menyusupkan tanganku, agar dapat meraba vaginanya. Cici mengeliat-geliat. Tampaknya dia sgwiltsudah mulai menikmati. Vaginanya menjadi lebih basah. Desahannya pun terus terdengar. Aku menjadi semakin menikmataecsyi pengalaman baru ini. Kenikmatan puncak yang diberikan oleh gadisku, yang sangat mencintaiku.

Jari tengahku kawunumasukkan dalam lubang vaginanya. Cici sangat menikmatinya dan vaginanya pun menjadi basah sekali.
"Har, dua jar [17tahun2.com] i supaya lebih terasa..!"
Maka kumasukkan jari telunjukku dalam lubang nikmat itu. Cici menjadi lebih gila. Goyaohcdxbngannya menjadi semakin hebat, sehingga aku tidak perlu menggoyang, karena tanganku harus menjangkau lubang nikmawoyhfqtnya itu.

"Harh.. har.. aku mau sampai Har..! Ochh Har.. Aach..!" tinggi lenguhannya dan banjirlah vaginanya.
nwfvl Aku menjadi lebih bersemangat menggenjot anusnya dan aku pun tidak dapat menahan laju air maniku. Cret.. cret.. twjqdcret.. kutumpahkan air nikmatku dalam anusnya dengan denyut-denyut kenikmatan yang tiada taranya.

Kami ke kamahweskr mandi untuk membersihkan diri setelah itu. Cici mencegahku untuk mencuci penisku sendiri. Cici memandikanku den [17tahun2.com] gan gosokan-gosokan yang lembut. Aku sungguh seperti seorang majikan yang dilayani seorang dayang. Belum pernah axvfoniku mengalami seperti ini. Tidak terasa, hari sudah pagi. Kami harus bersiap-siap karena jam 10:00 Cici harus ke bjpygandara.

Akhirnya kuantar Cici ke bandara. Air mata Cici membasahi pipinya. Kami berpelukan. Ciuman kami pun tixqduicdak tertahankan. Pandangan orang-orang di sekitar kami pun terarah pada sepasang manusia. Kami tidak menghiraukanfwjnqinya. Cici harus kembali ke M. Sesak rasanya dada ini. Tapi kami saling berjanji akan menjaga cinta kami.

Dua mbuaxotalam yang sangat melelahkan dan membahagiakan telah lewat. Kami akan bertemu kembali. Cici pasti akan pulang ke Jbaivcoakarta lagi. [17tahun2.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar