Gajigratis.com Tanpa Keluar MODAL Tapi DAPAT KOMISI Milyaran Rupiah !!!

Sabtu, 24 April 2010

Guruku Idolaku


Namaku adalah Rangga, umurku sekarang adalah 23 tahun. Sewaktu SMA aku mempunyai guru yang cantik, putih, langsing, ukuran dadanya aku perkirakan sekitar 34B dan sintal, pokoknya idola deh. Kebetulan guru itu mengajar pelajaran kimia, mata pelajaran yang sangat aku benci karena berupa hitungan plus hafalan yang menurutku bullshit banget.

Nah Ibuku sangat mengerti kalau aku tuh lemah banget dalam bidang ini, terus dia mengikutkanku dalam bimbingan belajar atau les. Kemudian entah gimana ternyata guru lesnya adalah guru sekolahku yang namanya Bu Lusi. Umur Bu Lusi sekitar 37 tahun tapi berhubung dia belum menikah makanya semua yang ada di bodynya itu masih kenceng semua, termasuk vaginanya tentunya. Aku sebenernya heran juga cewek secantik itu belum nikah. Boro-boro nikah, cowok saja dia belum punya.

Siang itu sepulang sekolah, aku langsung makan tanpa mengganti baju sekolahku. Keadaan rumah sedang kosong, Ibu sedang dinas Bapak juga sedangkan Adikku bersekolah. Kemudian Mbak Nah (pembantuku) memberi tahu kalau Bu Lusi sudah datang. Wah sial… Pikirku, soalnya aku lelah sekali rasanya. Tapi ya sudahlah. Lalu aku temui Bu Lusi… Wow ternyata hari ini Bu Lusi mengenakan pakaian yang aduhai hingga menaikkan libido priaku. Pakaian yang dikenakannya sangat indah dan pressed body, dengan setelan blus warna krem dipadu rok warna biru keabu-abuan membuat tonjolan di dadanya semakin memperkuat imajinasiku yang ingin meremas dan menghisapnya.

Sepanjang pelajaran aku nggak pernah konsentrasi dengan pelajaran yang diajarkannya, semua perhatianku menuju bodynya yang aduhai dan siap untuk dinikmati itu. Betapa ranumnya bila aku bisa mencicipinya… Itu yang selalu ada di pikiranku hingga membuat my ‘little general’ menengadah ke atas menandakan aku horny berat.

“Rangga ada yang kamu nggak ngerti? Dari tadi Ibu lihat kamu bengong terus sih seperti ada yang kamu pikirin?!” tanya Bu Lusi, sepertinya dia mengerti kalau aku nggak memperhatikan pelajaran yang dia ajarkan.
“Nggak kok Bu, cuman agak capek aja!” jawabku singkat.
“Ehm maaf Bu kalau saya lancang pengen nanya-nanya tentang Ibu!” lanjutku.
“Mau nanya apa Ngga?”
“Ibu kok belum nikah sih kenapa?”
“Kamu itu lho nanyanya kok aneh-aneh, tapi bukan itu kan yang bikin kamu sampai nggak merhatiin pelajaran Ibu tadi tapi malah merhatiin Ibu?”
“Sampe anu kamu nggede kayak gitu!” kata Bu Lusi sambil nyentuh bagian atas kontolku yang masih ditutupi celana sekolah abu abu.
“Kok Ibu tau kalau aku merhatiin Ibu dari tadi?”
“Iya soalnya Ibu juga ngeliatin kamu dari tadi nggak konsen terus anumu itu menggelembung gitu!”

Kemudian akupun mengambil posisi tempat duduk lebih dekat dengan Bu Lusi. Pokoknya dekat banget deh. Entah gimana kemudian kamipun saling memegang tangan, tapi karena ngerasa nggak enak aku terus mengajak Bu Lusi ke kamarku. Seperti orang yang sudah lama memendam keinginan, Bu Lusi langsung saja main peluk dan cium aku sampai aku jatuh di lantai kamar.

“Bu di kasur aja yah biar lebih empuk!”. Kamipun berdiri lagi dan menuju ke kasur.
“Maafin Ibu ya Ngga, abis Ibu dah ngebet banget pengen gituan”

Seperti dapat durian runtuh, aku mulai membuka bajunya dan meraba bagian dadanya, kuremas remas kemudian kujilat bagian putingnya terus kugigit-gigit kecil. Bu Lusi tampak menggelinjang kenikmatan.

“Ke bawah lagi dong Ngga!” pintanya. Aku sih menurut aja, habis enak sih.
“Roknya di buka juga ya Bu!” kataku.
“Udah nggak usah pake nanya, buruan!”

Lalu kubuka rok dan celana dalam Bu Lusi. Wow tampak bukit kecil indah dengan warna merah merekah, tidak kusia-siakan kesempatan itu, akupun langsung menghisap kelentitnya. Kudengar nafas Bu Lusi memburu sambil sesekali melenguh kenikmatan.

“Oohh… Uhh… Oohh…”
“Ngga.. Siniin anu kamu, Ibu pengen megang!” katanya.
“Ini Bu!” kataku sambil menghentikan hisapanku, kemudian dipegangnya kontolku.
“Hm.. Lumayan juga anumu ya Nggak, Ibu isep ya?”
“Terserah Ibu aja deh”, lalu kamipun dalam posisi 69 kurang lebih selama 10 menitan.
“Ngga, masukin anu kamu ya… Ibu pengen ngerasain anu kamu sehebat apa!”
“Iya Bu”

Akupun berdiri dan kutelentangkan badan Bu Lusi, kupegang kedua kakinya dan kuangkat sedikit supaya aku punya celah untuk memasukkan kontolku yang sudah nggak tahan pengen masuk vagina merah dan basah itu.

“Tahan ya Bu…” kataku sambil memasukkan kepala penisku ke dalam vaginanya dengan pelan-pelan.
“Ouch… Pelan-pelan ya Ngga”
“Iya ini juga udah pelan… Tahan ya sayang…” kucoba lagi sampai akhirnya seluruh penisku maasuk ke dalam vagina Bu Lusi. Kemudian kugoyang goyangkan badanku naik turun.
“Ouch… Ach… Ohh… Oohh”
“Enak Ngga, teerusyiinn yang lebih kencengg…!!”
“Ohh… Aahh… Uuuhh… Ahhuhh…”
“Adduuhh… Eennaakk… Tteeruuss Nggaa… Kkamuu piinntterr baangett pelajarann inii…”

Bu Lusi meracau nggak karuan, untung saja kamarku kedap suara.

“Ngga, Ibu mau keluar niihh… Lebih kenceng laagii doonng” kupercepat goyangan badanku, kemudian…
“Aahh… Nnikmaatt” desis Bu Lusi.
“Kamu maasih belum ya Ngga…”
“Beeluum Buu…” kataku sambil terus menggoyang tubuh seksi Bu Lusi dengan sesekali Bu Lusi juga membantuku dengan goyangannya.
“Bu… Akuu mau kelluuaar niihh… Dii keeluarinn di mannaa?”
“Di mulut Ibu ajaa…” sahut Bu Lusi. Lalu kukeluarkan kontolku dan langsung disambar Bu Lusi untuk di masukkan ke dalam mulutnya.
“Aahh.. Bu… Kelluaarr…”

Crott… Croot.. Akupun terkulai lemas tidur di samping Bu Lusi yang masih berusaha menjilati spermaku yang tersisa di kontolku. Mungkin karena kelamaan dijilati akhirnya kontolku berdiri lagi.

“Rangga… Berdiri lagi ya… Masih mau?”
“Boleh deh Bu… Tapi Ibu di atas yaa!” pintaku.
“Iya deh…!”

Kemudian kamipun mengulangi pelajaran tentang seks dengan posisi Bu Lusi sekarang di atasku.

“Ibu yang goyang yaa Bu… Rangga capeekk banget niihh… Tapi Rangga masih mau lagi…”
“Iyalah kan sekarang giliran Ibu yang kerja…” kata Bu Lusi sembari mengambil posisi di atas tubuhku. Kemudian dipegangnya kontolku dan diusap-usapkannya di mulut vaginanya kepala penisku…
“Siap tempur lagi ya Rangga sayang…”
“Iyaa Bu Lusi cintaku…”

Bless… Penisku sudah masuk lagi ke dalam vagina Bu Lusi yang masih basah dengan air kenikmatannya.

“Bu goyangannya yang enak dong” pintaku karena goyangannya kali ini pelan sekali, mana ada nikmatnya goyangan seperti itu.

Kemudian kuhentikan gerakan Bu Lusi terus kudekap badannya sehingga payudaranya yang putih montok itu mengenai badanku dan kuminta dia berposisi jongkok sehingga aku bisa dengan leluasa menggoyangkan badanku dari bawah…

“Nah gini loh Bu baru enak…”
“Iya Nggaa… Eenakk bbangeett…”

Sambil terus kugoyangkan badanku dari bawah kukulum mulut manisnya… Lidah kamipun saling bertemu dalam mulut kami yang menyatu sepeerti halnya penisku yang menyatu dengan vaginanya…

“Ahh… Oohh… Uuuhhh…”
“Kamu memmang jantaann Raanggaa sayaangg…!!”
“Bbuu… Gantii possiissii yyaa… Aakkuu nggaa enak posisi ginnii…” kataku soalnya dengan posisi yang seperti itu rasanya aku nggak bebas banget.

Aku pun menjatuhkan Bu Lusi ke samping tempat tidurku dengan posisi dia tidur menyamping aku juga tidur menyamping lalu kamipun melanjutkan pelajaran seks yang nikmat ini…

“Sekarraangg gimaannaa Nggaa, udahh bebbaass…?”
“Ntar kaloo masiihh kuraangg kan maassiihh biisaa miintaa laagii kan Buu yyaa…” kataku dengan napas yang tersengal-sengal menikmati permainan yang baru kali ini aku hadapi.
“Kapanpuunn kaammuu mauu Nggaa… Ibbuu ssiaapp…” desis Bu Lusi di tengah tengah napasnya yang sudah nggak beraturan lagi.

Entah sampai berapa kali kami berganti posisi waktu itu aku sudah agak lupa. Yang jelas permainan kami berjalan kira-kira satu setengah jam.

*****

Setelah kejadian pertama kali itu, kami masih sering mengulanginya sampai beberapa kali sampai akhirnya aku lulus SMA dan kuliah di salah saatu PTS di wilayah Surabaya. Terima kasih kuucapkan pada guru SMA-ku itu karena telah memberikan pelajaran paling nikmat dan tak terlupakan seumur hidupku ini.

Barangkali dari para pembaca ada yang mau menanggapi atau mau mengenalku lebih dekat silakan kirim saja email untukku.

Tamat

Seks Terdahsyat ala Kamasutra


SIAPA yang tak mengetahui Kamasutra? Karya klasik tentang ketrampilan seks dan seni bercinta ini mengajarkan gaya dan posisi bercinta paling dahsyat.

Jika Anda dan pasangan mengikuti panduan ala Kamasutra, dijamin dapat memberikan kenikmatan tiada tara dalam ajang pergumulan. Pasalnya, tak hanya gaya bercinta saja, dalam Kamasutra pun diajarkan beberapa aksi sentuhan, ciuman, dan gigitan menggoda.


Seperti yang dikutip dari Askmen, bercinta ala Kamasutra paling diminati pasangan, karena banyak memberikan inspirasi dengan beberapa teknik dan posisi yang luar biasa, seperti:

Posisi 69

Gaya bercinta ini dapat dilakukan dengan kedua pasangan saling berhadapan dan sejajar di ranjang. Dengan posisi tersebut memudahkan pasangan melakukan manuver.

Posisi 69 dapat Anda lakukan dengan menggunakan jari untuk melakukan oral. Sentuh klitorisnya dan penetrasi dia. Lakukan cara apa pun agar pasangan lepas kendali. Tapi jangan berlebihan, karena si dia bisa secara spontan melepaskan Mr P Anda.

Posisi berdiri

Saat pasangan melakukan aksi berlutut, maka tiba waktunya Anda mendekati si dia dan meletakkan satu kaki di ranjang, sementara Anda berdiri dengan satu kaki. Angkat satu kaki si dia dan arahkan menuju pergelangan kaki Anda. Dengan posisi ini memudahkan dia memegang tangan Anda dan merangkul leher, sementara Anda melakukan aksi bercinta dengannya.

Posisi Woman on Top

Jika ingin mempraktikkan Kamasutra, Anda dapat menerapkan gaya women on top (wanita di atas). Gaya ini mampu menambah gelora dan semangat selama babak percintaan berlangsung.

Gaya ini juga memudahkan Anda membelai rambutnya, dan membuat dia mampu mengontrol kecepatan gerakan yang memudahkan untuk penetrasi.

Saat Anda membiarkan si dia memegang kendali, gaya samping dapat menjadi pilihan untuk memberikan kenyamanan bercinta bersamanya dalam durasi lama. Untuk lebih memberikan kenyamanan, tak ada salahnya meletakkan bantal untuk menyangga kepala.

Posisi menjepit

Lebarkan kaki Anda untuk memudahkan aksi menuju Miss V. Biarkan si dia duduk di atas kaki Anda dan sandarkan tangannya ke bahu Anda. Pegang pinggulnya dan angkat ke atas tubuhnya dan majukan Mr P menuju Miss V-nya.

Posisi Man on Top

Posisi ini merupakan posisi terfavorit untuk kaum hawa, pasalnya dia dengan mudah mengontrol kedalaman penetrasi.

Untuk bercinta dengan posisi ini, Anda cukup membiarkan pasangan terlentang lalu membuka kaki selebar mungkin, merendahkan kepala dan membiarkan tangan Anda beraksi. Saat melakukan posisi ini, Anda harus memeluk tubuhnya dan meletakkan tangannya di bahu Anda untuk memudahkan masuknya Mr P.

Posisi saling berhadapan muka

Saat Anda berlutut, pegang bokongnya dan naikkan hingga Miss V-nya masuk Mr P Anda. Raih salah satu kakinya dan letakkan di bahu Anda sementara dia bersandar di tangan Anda. Jika Anda membutuhkan keseimbangan, maka Anda dapat menggunakan satu tangan untuk membaringkan si dia di ranjang. Lalu beraksilah kembali!

Posisi pembalap kuda

Seperti aksi pembalap kuda yang tengah balapan, Anda dapat melakukan salah satu posisi Kamasutra yang memberikan sensasi berbeda.

Anda dapat melakukan aksi ini dengan posisi berdiri, sementara pasangan melakukan posisi kayang dengan tangan menyentuh tanah. Posisi pembalap kuda juga dapat dilakukan dengan gaya sebaliknya, yaitu pasangan menungging. Gaya ini dijamin akan melecutkan gairah Anda dan memberikan penetrasi terbaik.

Silahkan mencoba!

Orgasme, Bikin Wanita Makin Sehat!


Anda, para wanita yang kerap melakukan hubungan seksual, dikatakan lebih sehat atau tidak mudah sakit. Bahkan karier pun bakal menanjak karenanya.

"Ada syaratnya, tentu saja," kata psikolog, Lisa Turner. Anda harus benar-benar mengalami orgasme. Orgasme yang tepat, kata Lisa, akan meningkatkan energi Anda.


Sayang, sebuah penelitian menunjukkan, 28 persen wanita jarang atau bahkan tidak pernah mengalami orgasme (full orgasm). Padahal, lanjut Lisa, orgasme akan membantu meningkatnya kesehatan dan konsentrasi Anda. Akibatnya, performa bekerja menjadi makin baik.

Lisa yakin "Anda akan merasakan makin sehat dan berenergi." Lisa yang juga mengajar tentang perihal "Cinta" mengatakan, setidaknya ada empat tipe orgasme.

Orgasme klitoral
Di masa lalu, kita tidak tahu bahwa wanita butuh stimulasi klitoris agar mencapai orgasme. Sekarang, rangsangan atas organ ini sering kali digunakan agar wanita mencapai orgasme.

Orgasme vaginal
Tipe ini melibatkan area yang disebut G-spot dan bagian-bagian sensitif lainnya yang berada di dalam vagina. Orgasme ini sangat berbeda dan secara fisik bisa terasa makin intens tergantung kemampuan pasangan memainkan perannya. Tapi yang jelas, saat Anda mencapainya, energi Anda bukannya menurun, malahan meningkat.

Orgasme multipel
Saat satu serial hubungan seksual berlangsung Anda mendapatkan dan merasai puncak-puncak kenikmatan (orgasme) beberapa kali seperti untaian mutiara yang berjejer, itulah yang disebut multipel orgasme.

Orgasme seluruh tubuh
Memang sangat jarang dialami sebagian besar wanita. Bukan karena sulit dicapai. Dengan latihan yang tepat, wanita, bahkan pria, dapat merasakannya. Kata Lisa, ini dapat berlangsung hingga 30 menit, meski beberapa menit juga bisa.

Yang penting untuk diingat, kata Lisa, trauma masa lalu dan ketidakmampuan kita untuk melepas segala pikiran tentang pekerjaan, hubungan dengan teman, keluarga, dan masalah lain menjadi hambatan paling berarti untuk mencapai orgasme. Karena itu, lepaskanlah dan nikmatilah hingga Anda betul-betul orgasme.

Metamorfosa Pria Gapai Seks Hebat


BUKAN rahasia, seorang pria berusia 20 tahun dapat mengeksplorasi beragam gaya bercinta. Namun saat usia telah masuk paruh baya, penurunan kondisi tubuh dapat pula mengurangi gairah seks.

Seperti dikutip dari The Sun, sesuai dengan perubahan usia, setiap manusia akan mengalami penurunan kondisi tubuh yang turut menurunkan gairah seksual. Pada usia paruh baya, aktivitas seksual mulai kehilangan kesegaraannya dan membuat kenikmatan seksual terganggu.

Dituliskan Tracey Cox dalam bukunya "Sextasy", tingkat kehidupan seksual pria di usia 20-an, 30-an, dan memasuki 40 pada pasangan menikah akan berbeda.

Selalu memikirkan seks di usia 20-an

Saat masuk usia 20-an, kaum pria tidak bisa berhenti memikirkan seks. Bahkan, sebanyak 85 persen dari pria berusia 20-30 tahun berpikir mengenai seks setiap jam.

Pada usia 20-an, biasanya pasangan muda mencoba beragam gaya bercinta untuk menambah pengalaman kehidupan seksual mereka. Tak heran bila pria berusia 18-29 tahun, rata-rata berhubungan seks 112 kali dalam setahun.

Pria berusia 30-an selalu mengeksplorasi seks

Bahagialah mereka yang telah masuk di usia matang ini. Pasalnya, saat telah masuk kepala tiga, sedang berada di titik puncak. Pria berusia 30-39 tahun mengalami frekuensi bercinta sekira 89 kali dalam setahun.

Pria di usia ini dapat melakukan aksi lain yang menggoda di luar ruangan. Mulai dengan beraksi di bawah cahaya bulan pesisir pantai, atau di halaman belakang kebun rumah.

Mereka yang telah masuk di usia matang ini pun paling senang mengeksplorasi gaya bercinta di bawah kucuran air shower atau sambil berendam bersama pasangan di dalam bath tub.

Meski pria yang telah berusia 30-an dapat mengeksplorasi seks, namun di usia ini wanita sering susah mencapai kenikmatan hingga puncak.

Sebanyak 90 persen wanita berusia 30 tahun lebih mengalami kesulitan mencapai orgasme, daripada wanita di bawah usia 30 tahun. Kebanyakan kaum hawa yang berusia tersebut mencapai orgasme lewat masturbasi atau oral seks.

Sebuah survei menyebutkan, wanita yang sudah menikah memiliki cara paling menggairahkan untuk meraih "the big O" melalui oral seks.

Pada tahun 1930, hanya sekira 44 persen wanita yang dapat menikmati seks dengan cara oral. Kenyataannya, di era sekarang ini, sebanyak 87 persen wanita berusia 30-an menikmati oral seks.

Klimaks seks di usia 40-an

Para ahli mengatakan, bahwa pencapaian klimaks dan sensitivitas seks seseorang ialah di usia 40 tahun.

Tak heran bila di usia ini lebih dari separuh pria mengalami masalah ereksi. Lebih dari 52 persen pria berusia 40-70 tahun mengalami masalah dengan Mr P-nya.

Saat memasuki usia ini, mereka jauh mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas. Meski begitu, Anda tetap dapat mengelus dada, sebab kualitas bercinta di usia ini lebih bagus daripada pria berusia di bawah 40 tahun.

Frekuensi bercinta pria di usia ini memang menurun tajam, namun dari segi kepuasaan menanjak naik dibandingkan pria di bawah 40 tahun. Untuk pria di atas usia 40 tahun, mereka dapat bercinta 69 kali per tahun.

Mahirkan Ajakan Anda ke Tempat Tidur


Mengajak pasangan wanita Anda untuk ke tempat tidur, mungkin bukan suatu tugas yang mudah. Pria mungkin saja selalu siap untuk melakukan seks kapanpun, tetapi untuk mengajak pasangannya pada saat yang sama mungkin agak sulit. Terkadang wanita perlu dibuat senang dulu sebelum mengajaknya. Meski hal itu butuh usaha yang lebih, tetapi prosesnya bisa menyenangkan.

Sentuhan sekaligus bisa menjadi indikasi halus adanya hasrat dan juga suatu tanda yang jelas kalau Anda siap bersibuk diri melakukan kegiatan intim itu. Peningkatan secara bertahap dari sentuhan Anda akan membantu pencapaian yang Anda inginkan yaitu: tempat tidur.

Beginilah caranya untuk memuluskan rencana Anda ke tempat tidur:

Sentuhan yang manis

Langkah pertama untuk memuluskan jalan Anda ke tempat tidur adalah rangkaian sentuhan yang terlihat tulus dan tidak disengaja. Cobalah bersinggungan dengannya kala berpapasan, letakkan tangan Anda di kakinya untuk menekankan suatu pokok bahasan, sibakkan rambutnya secara lembut jika waktu itu menutupi matanya. Jangan sampai menunjukkan nafsu Anda di tahapan ini. Sentuhan Anda harus terlihat manis dan sopan.

Tarik dirinya

Begitu Anda berhasil mendapatkan nilai kesopanan dan kepercayaan darinya, Anda dapat beranjak ke tipe sentuhan yang menunjukkan keintiman yang lebih besar. Coba peluk dirinya atau letakkan sebagian tangan di punggungnya. Jika dia kemudian bersandar di badan Anda tanpa disengaja, berarti Anda sudah mendapat lampu hijau untuk ke tingkat selanjutnya dari sentuhan.

Berdansalah dengannya

Untuk mengoptimalkan tipe sentuhan pada tahapan ini, sangatlah penting untuk mengetahui kemampuan dansa Anda. Jika Anda sudah menyerah untuk bisa mengatur ritme tariannya atau sering nampak seperti gurita yang terbelit kakinya di lantai dansa, tahapan ini tidak akan berhasil bagi Anda. Jangan terlalu memaksakan untuk ini, tanyakan pada teman Anda untuk jujur mengatakan kemampuan dansa Anda. Jika teman Anda menyarankan untuk tidak mencobanya, lewati tahapan ini ke tahap berikutnya untuk memuluskan langkah Anda ke tempat tidur.

Tetapi jika dansa Anda cukup lumayan, mengajak keluar pasangan Anda untuk berdansa adalah cara yang sudah terbukti untuk mengajaknya ke tempat tidur begitu Anda pulang nantinya. Dansa bisa begitu sensual dan wanita sering kali bisa timbul gairahnya dengan berdansa.

Ketika Anda berada di lantai dansa, lingkarkan tangan Anda padanya atau letakkan pada pinggulnya. Jangan ragu-ragu untuk semakin mendekat, tetapi ingat jangan mencampur-adukkan antara sensual dan seksual. Mengumbar nafsu Anda di lantai dansa sungguh tidak bagus. Simpanlah untuk waktu privasi nantinya.

Pijatlah dia

Memberikan pijatan padanya, mungkin adalah cara yang termudah untuk memuluskan rencana tempat tidur Anda. Bahkan pijatan leher atau pada kaki akan mendatangkan hasil yang bagus. Tetapi jika Anda ingin versi yang tidak pernah gagal, gunakan teknik pijatan seluruh badan menggunakan minyak yang hangat. Tidak ada wanita yang tahan dengan pijatan semacam ini.

Dengan memijatkan tangan Anda ke seluruh bagian tubuhnya, kemungkinan akan membuatnya siap untuk tahapan yang lebih intim lagi. Faktanya, Anda bisa dengan mudah mengubah tahapan pijatan ini menjadi hubungan seks jika Anda memainkan kartunya dengan benar. Ini berarti, porsi pijatan ini harus cukup lama untuk membuatnya merasa benar-benar rileks dan nyaman. Anda tidak bisa hanya memijatnya bahunya beberapa kali dan kemudian langsung berhubungan seks. Akan tetapi, jika dia sudah berada di tempat yang nyaman (idealnya di tempat tidur), dalam kondisi pakaian yang terbuka dan seluruh tubuhnya sudah Anda pijat, tidaklah sulit untuk mengubahnya menjadi suatu hubungan seks.

Latih sentuhan Anda

Banyak pria yang terlalu kasar atau kikuk ketika menyentuh wanita. Di sini yang terpenting adalah terus mencoba untuk melakukan yang terbaik. Setiap usaha Anda untuk mendapatkan cara sentuhan yang benar di situasi tertentu, sangatlah berarti untuk membuat Anda menjadi semakin mahir dalam menyentuh.

Jadi bagaimana, sudah berhasilkah Anda mengajaknya ke tempat tidur?

Trik Hebat Bagaimana Mengatasi Ejakulasi Dini


Fakta membuktikan sebagian pria tidak dapat memuaskan pasangannya saat bercinta. Pria yang seperti ini biasanya sudah selesai permainannya alias mengalami ejakulasi yang terlalu cepat sementara pasanganya belum mencapai apa-apa. Bagaimana cara mengatasi ejakulasi dini ini?
Hingga kini belum ada obat yang terbukti efektif dalam mengobati ejakulasi dini. Tapi ada beberapa trik atau teknik tertentu yang cukup efisien dalam menunda ejakulasi. Empat hal berikut bisa anda lakukan untuk Anda yang kesulitan menunda ejakulasi. Dengan empat teknik berikut anda bisa memperpanjang permainan seks anda dan bisa memuaskan pasangan anda.

1. Variasiakan Pola Gerakan
Saat melakukan penetrasi di vagina pasangan anda jangan melakukan gerakan yang monoton, lakukan variasi gerakan antara tusukan dalam dan tusukan dangkal. Secara berkala anda sebaiknya menghentikan gerakan sama sekali saat penis masih di liang vagina sementara anda bisa tetap melakukan kegiatan seks yang lain seperti mencumbui bibir atau payudaranya. Gerakan yang bervariasi seperti ini selain bisa menunda ejakulasi, juga bisa membuat pasangan anda akan terangsang biasanya karena ia akan berpikir dan menebak-nebak apa yang akan anda lakukan selanjutnya kepadanya.

2. Kencangkan Otot Pubokoksigeus Anda
Teknik ini memerlukan otot Pubokoksigeus yang kuat. Otot ini, terletak di bagian bawah penis dekat anus, bisa dilatih dengan metode kegel. Jika anda merasa akan mendekati ejakulasi berhentilah melakukan gerakan penetrasi. Tarik penis anda kira-kira satu inci tapi jangan semuanya. Kencangkan otot yang dimaksud dan tahan selama 10 detik, laku kembalikan gerakan dengan tusukan dangkal.

3. Tekanan pada Perineum
Teknik ini sederhana dan telah dipraktekkan selama ribuan tahun di China. Sebelum terjadi ejakulasi, gunakan tga telapak jari anda untuk memberikan tekanan pada Perineum, yaitu daerah akan mengalirnya mani anda antara skortum dan anus. Lakukan latihan ini saat masturbasi atau onani karena untuk menemukan tempat yang tepat agak sulit.

4. Mengubah-ubah Stimuli
Jika anda sangat terangsang tapi tidak diambang ejakulasi, berhentilah melakukan gerakan dan berhubungan seks dengan pasangan secara manual atau oral. Dengan mengubah-ubah stimuli anda dapat mengatur kapan saat yang tepat untuk ejakulasi.
Dengan menggunakan empat trik di atas anda akan bisa mengatasi dan mengendalikan ejakulasi dini anda sehingga bisa berhubungan intim lebih lama dan lebih memuaskan dengan pasangan anda.

Jumat, 23 April 2010

Mencicipi Ciuman Ala Kamasutra


MENJADI seorang yang pandai dalam urusan ciuman akan memberikan nilai ekstra kepada Anda di mata pasangan Anda.

Ciuman tidak hanya membuat hubungan semakin manis dan menyenangkan, bahkan ciuman yang diberikan di saat yang tepat akan membuat hubungan tidak hanya manis, tapi juga akan membara dan terus menyala panas dan hangat selama Anda terus berada di sampingnya. Masalahnya, ciuman seperti apa sih yang menarik dan tidak akan dilupakan oleh si dia?

Kamasutra sebagai salah satu karya terbesar dalam dunia romantisme dan erotika memiliki berbagai tips dan taktik unik dalam membuat ciuman Anda tidak terlupakan, apa saja kata Kamasutra soal ciuman?

Kamasutra mengatakan bahwa ciuman tidak hanya sekedar pertemuan dua bibir (dan permainan lidah). Ciuman yang baik dan tepat akan memberikan pesan yang ingin Anda sampaikan secara tepat, atau bahkan bisa menyalurkan dan menyalakan gairah dengan arah yang sesuai dengan yang Anda inginkan. Bahkan dalam buku ini, disarankan Anda tidak hanya melakukan ciuman dengan bibir dan lidah saja, tapi bahkan tangan juga harus dilibatkan. Bahkan sasaran dalam ciuman disarankan bukan hanya ke bibir, tapi dari kepala sampai ujung kaki juga dapat menjadi sasaran yang tepat.

Menurut Kamasutra, di mana saja tempat yang tepat untuk mendaratkan ciuman? Ada beberapa tempat pendaratan ciuman yang dibahas dalam buku ini, antara lain adalah dahi, pipi, mata, bibir, dagu, leher, sampai ke tempat paling erotis seperti puting, dada, mr Happy, paha, dan perut (terutama pusar).

imitaka

Menurut Kamasutra, Nimitaka adalah ciuman kecil tanpa melibatkan adanya dorongan sama sekali. Hanya bibir Anda bertemu dengan obyek yang Anda inginkan untuk Anda cium. Ciuman kecil ini jika dilakukan berulang-ulang akan membangunkan si dia dari kondisi apapun, dan menyebabkan si dia ingin segera membalas Anda untuk mencium Anda juga.

Uddrandha

Teknik yang satu ini adalah teknik penuh kejutan yang manis. Dengan mengendap-endap dari belakang atau samping, peluk si dia dan letakkan tangan Anda di kedua pipinya. Arahkan wajahnya ke arah wajah Anda dan cium bibirnya dengan lembut, atau dengan penuh gairah. Tidak akan mungkin dia mau menolak ciuman manis penuh arti dari Anda ini.

Sphuritaka

Adalah ciuman yang diarahkan ke bibir pasangan. Teknik Sphuritaka ini dilakukan dengan mendorong bibir Anda ke bibir si dia, sambil sesekali tangan Anda menyentuh pipinya. Dipastikan bahwa si dia tidak akan tahan untuk segera merengkuh pinggang Anda dan ikut memagut bibir Anda!

Ghaditaka

Ciuman seperti ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati, ciuman ini dipastikan akan menyalakan api di dada si dia. Segera cium dia tanpa malu-malu dan buka bibirnya, arahkan lidah Anda untuk merasakan lidahnya dan bergerak di dalam mulutnya. Jangan kaget ya, jika Anda mengerahkan ciuman ini, dan tiba-tiba si dia tidak akan mau berhenti membalas ciuman Anda!

Thiryak

Ciuman tingkat tinggi ini sudah melibatkan tangan. Teknik yang satu ini memang teknik paling mujarab untuk memulai bercinta. Letakkan tangan Anda di belakang kepalanya, tarik kepala si dia ke bibir Anda! Buat lidah dan bibir Anda menari-nari di dalam mulutnya. Jangan berhenti di sini, biarkan tangan Anda yang satu bebas menari dan bergerak menjelajahi daerah sensitifnya. Dijamin si dia juga akan membalas dengan mulai bergerilya di daerah yang Anda sukai. Jangan ragu untuk mengarahkan tangan ke tempat yang Anda inginkan untuk mendapat perhatian khusus dari tangannya.

Tips menarik dari Kamasutra untuk berciuman mengatakan bahwa, "Apapun yang diberikan oleh pasangan Anda, harus Anda balas juga. Jika Anda dicium, balas ciumannya. Jika dia menyerang Anda seperti ular memagut bibir Anda, maka seranglah balik dan pagut bibirnya!"


Makanan Pembangkit Gairah Seks di Ranjang

AGAR hubungan seks Anda dan pasangan semakin luar biasa, tak ada salahnya memasukkan menu yang dapat membangkitkan gairah bercinta. Makanan apa sajakah itu?

Seperti dikutip The Sun, memasukkan menu makanan penunjang aktivitas seks pada hidangan makan siang dan makan malam sangat berpengaruh pada aktivitas ranjang. Adapun menu tersebut ialah yang di dalamnya terkandung zat-zat penting yang memengaruhi gerak tubuh seseorang ketika tengah bergumul dengan pasangannya.

"Tubuh Anda membutuhkan histamine untuk menggerakkan ledakan ketika mencapai titik klimaks," ujar Dr Allan Pacey, Fertility Lecturer University Of Sheffeld.

Menyajikan sandwich dengan ikan seperti salmon, sardine, atau mackerel untuk hidangan makan siang bisa menambah persediaan Omega-3 lebih banyak di dalam tubuh. Cara ini bisa mendorong aliran darah ke Mr P atau Miss V.

Dengan memasukkan menu tersebut dalam santap siang Anda, dijamin gejolak hasrat seksual si dia tidak dapat terbendung lagi, sehingga Anda dapat segera menerima serangannya. Hanya dengan mengonsumsi sandwich ikan, Anda berdua bisa lebih bergairah untuk menikmati ajang pergumulan.

Cokelat yang termasuk salah satu jenis makanan pembangkit seks pantas dimasukkan sebagai ajang kreativitas Anda di ranjang. Sepotong cokelat hitam bisa menjadi pilihan menu penutup untuk mengakhiri acara makan malam.

Pasalnya, methylxanthine di dalam cocoa mengandung daya perangsang alami seperti caffeine pada kopi. Di mana zat ini bisa membuat tubuh merasakan sensasi lebih dasyat ketika tengah berhubungan intim.

Cokelat juga mengandung magnesium yang dapat meningkatkan aliran oksigen pada otak. Selain itu membuat aktivitas bercinta Anda dan pasangan terasa lebih menyenangkan.

Deby Murid yang Nakal


Theo terkejut ketika membaca dua kalimat singkat pada sepotong kertas yang terselip di antara hasil test murid-muridnya..

"Saya ingin punya cowok yang seperti Bapak, jantan! Apalagi kumis Bapak yang tebal itu, menggemaskan".


Setelah membacanya, ia menarik nafas panjang beberapa kali. Ia menduga bahwa potongan kertas itu terselip di kertas test muridnya yang nakal, Debby. Lalu ia memutuskan untuk merobek kertas itu menjadi beberapa potongan kecil. Ia tak ingin istrinya menemukan dan membaca kertas itu.

Tanpa disadarinya, pikiran Theo menerawang ke beberapa 'peristiwa menyenangkan' ketika ia mengajarkan matematika di kelas 2B. Kelas itu menjadi berbeda daripada kelas-kelas lainnya karena di kelas itu ada Debby yang cantik, berhidung bangir, berkulit kuning bersih, dan selalu duduk di kursi barisan paling depan. Kursi itu berjarak kira-kira 3 meter dari meja guru dan persis berhadap-hadapan.

Debby menjadi murid yang 'istimewa' karena bila sedang latihan mengerjakan soal, lututnya selalu agak renggang. Dari mejanya, Theo dapat memandang celah di antara kedua lutut itu. Dan karena murid-murid lainnya sedang sibuk mengerjakan soal masing-masing dengan kepala tertunduk, maka Theo merasa bebas menatap pemandangan indah di depannya.

Pertama kali, Theo merasa bahwa hal itu hanya sebuah ketidaksengajaan. Murid yang istimewa itu mungkin terlalu asyik dan serius mengerjakan soal latihan sehingga tidak menyadari posisi duduknya yang menggairahkan birahi lelaki. Sesekali kedua lutut itu dirapatkan, tapi tak lama kemudian terbuka kembali.

Ia jadi terlena menatap keindahan paha dan kecantikan wajah gadis remaja yang duduk di depannya. Dan tak sengaja, ia melihat senyum kecil di sudut bibir gadis itu ketika memergoki arah tatapan matanya. Saat itu, ia langsung mengalihkan pandangan ke sekeliling ruang kelas. Tapi tak lama kemudian, seperti dihipnotis, pandangannya beralih kembali ke tempat semula. Ternyata kedua lutut itu terbuka semakin renggang hingga ia dapat melihat kemulusan paha bagian dalamnya.

Theo tak mampu mengalihkan matanya ketika muridnya itu kembali mengangkat wajahnya. Sesaat, tatapan mata mereka berbenturan. Lalu keduanya tersenyum. Tak lama kemudian, kedua lutut itu semakin direnggangkan hingga ia terpana menatap segaris celana dalam berwarna putih. Barulah disadarinya bahwa paha itu memang sengaja direnggangkan agar ia dapatmemandang keindahan yang tersembunyi di balik rok seragam berwarna abu-abu itu.

Pada kesempatan lain, Theo hanyut ke dalam fantasinya sendiri. Seandainya mungkin, ia ingin menghampiri dan melihat keindahan itu lebih dekat lagi. Ia ingin mengusap kemulusan paha itu dan mengecup pori-porinya berulang kali. Ia ingin mencicipi kehalusan kulit paha itu dengan ujung lidahnya. Lalu ia akan mengecup dan sesekali menjilat, mulai dari lutut hingga ke pangkal paha.Ia juga ingin menyusupkan telapak tangannya ke bawah rok gadis remaja itu agar dapat meremas bongkah pinggul yang pasti masih kenyal.

Dan yang paling penting, ia ingin menyibak secarik kain tipis penutup pangkal paha gadis itu agar ia dapat menghirup aroma semerbak yang tersembunyi di situ. Aroma seorang gadis belia pasti sangat segar, katanya dalam hati. Aroma yang membius! Aroma yang membuat ia tak berdaya! Lalu ia akan menghirup aroma itu dalam-dalam. Setelah aroma itu memenuhi rongga dadanya, ia akan mencium dan menjilat-jilat kelembutan bibir vagina yang segar itu. Lidahnya akan menari-nari dengan liar agar kedua belah paha mulus itu 'menggunting' lehernya sehingga lidahnya terperangkap dalam liang vagina yang basah. Setelah melipat lidahnya seperti bentuk sekop, akan dihisapnya semua lendir yang tersembunyi di bibir dalam dan dinding vagina itu. Akhirnya, ia akan meremas-remas bongkahan pinggul kenyal itu sambil membiarkan lidahnya merasakan denyutan-denyutan vagina seorang gadis remaja yang sedang mencapai puncak orgasmenya.

*****

Kira-kira seminggu setelah menyuguhi pemandangan indah di pangkal pahanya, tiba-tiba Debby berjalan menghampiri Theo. Saat itu bel jam istirahat telah berbunyi. Gadis itu sengaja keluar paling akhir dari ruang kelas.

"Ini untuk Bapak!" katanya sambil meletakkan sepotong kertas di atas meja, lalu melangkah terburu-buru meninggalkan ruang kelas.

Theo membaca tulisan di kertas itu, 'Coba tebak, besok Debby pakai CD warna apa?'. Dan di bawah tulisan itu ada nomor HP. Setelah merenung sejenak, Theo memasukkan nomor HP itu ke dalam memory HP-nya. Sejenak ia ragu mengirimkan SMS untuk menjawab pertanyaan itu. Tapi ada bisikan di lubuk hatinya, 'Ini hanya sebuah game, tak salah untuk dicoba.' Dan kemudian ia menuliskan satu kata, 'Pink.'

Kira-kira semenit kemudian, HP Theo berbunyi. Ia membaca SMS yang masuk, 'Salah.' Lalu dibalasnya, 'Biru muda.' Tak lama kemudian, masuk jawaban, 'Salah!'. Dibalasnya lagi dengan, 'Putih!'. Jawabannya, 'Masih salah!'. Setelah merenung sejenak, Theo membalas, 'Hitam.' Lalu ia menerima balasan, 'Ayo, itu CD siapa? Debby nggak punya CD warna hitam!'.

Theo tersipu. Lalu ia menulis SMS yang agak panjang, 'Nyerah deh. Yg pernah aku lihat hanya: putih, pink, dan biru muda. 2 hr y.l aku nggak bisa melihatnya krn pahamu kurang terbuka!' Dan ia pun menerima jawaban yang agak panjang, 'Jadi Bpk ingin bsk Debby pakai warna apa?' Merasa game yang merekamainkan telah meningkat panas dan mesra, dengan berani Theo menulis, 'Jgn pakai!!' Dan setelah SMS itu dikirimkan, hingga menjelang tidur malam harinya ia tidak mendapat balasan. Mungkin ia marah dan tersinggung, pikir Theo.

Keesokan harinya, jantung Theo berdebar-debar ketika berada di ruang kelas. Setelah menjelaskan beberapa contoh soal, ia melangkah berkeliling di antara kursi murid-muridnya. Ia berbuat demikian agar tak sempat bertatap mata dengan gadis remaja yang nakal itu. Tapi ketika sedang melangkah di sebelah kiri kursi Debby, gadis itu sengaja menjatuhkan pensilnya ke lantai persis di depan kursinya.

Tanpa sadar, dengan refleks ia berhenti lalu menunduk memungut pensil itu. Dan ketika menengadah, tiba-tiba wajahnya merona merah. Walau hanya sesaat, dilihatnya gadis itu sengaja mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar, lalu dengan cepat dirapatkan kembali. Memang hanya dalam hitungan detik, tetapi ia sempat melihat pangkal paha itu dari jarak yang sangat dekat. Di pangkal paha itu ada setumpuk kecil bulu-bulu ikal berwarna hitam. Bukan hitam pekat, tetapi hitam kecokelat-cokelatan karena bercampur dengan bulu-bulu halus, lurus, dan masih pendek. Bulu-bulu yang baru tumbuh!

Setelah berdiri kembali dan berhasil menguasai dirinya, Theo menatap ke sekeliling ruang kelas. Tak terlihat ada tanda-tanda bahwa murid-murid lainnya mengetahui peristiwa itu. Lalu dengan suara tegas berwibawa, ia berkata..

"Kerjakan latihan soal nomor 1 dan 2."

*****

Sore itu, ketika baru saja menutup pintu mobilnya, HP Theo berbunyi. Ia terpana ketika membaca nama yang muncul, Debby.

"Ya, ada apa Debby?"
"Bapak marah ya?! Kenapa setelah mengambil pensil Debby dari lantai Bapak tidak duduk kembali di kursi Bapak. Padahal hari ini Debby sengaja tidak pakai CD agar Bapak bisa memandanginya!"

Lidah Theo tiba-tiba terasa kelu. Gila, katanya dalam hati. Si Debby ini bicara to the point. Berkesan vulgar. Menantang. Gadis itu seolah tak peduli, atau memang tak mau peduli efek dari kalimat-kalimat nakal yang diucapkannya.

"Aku tidak marah! Aku sedang memikirkan apakah aku masih akan mendapatkan kesempatan memandang pangkal pahamu dari jarak sedekat itu." kata Theo setelah memutuskan untuk 'masuk' ke game yang lebih dalam lagi.

Hanya orang bodoh yang menolakmu, katanya dalam hati. Bahkan kamu bisa membuat semua lelaki menjadi bodoh dan tak berani membantah keinginanmu. Lelaki mana yang berani menolak keinginan seorang gadis remaja yang cantik dan seksi seperti kamu? Lelaki mana yang akan membantahmu bila kau janjikan akan mendapatkan hadiah berupa sepasang paha ramping dan panjang yang akan membelit pinggangnya?

"Bapak suka?"
"Suka banget! Apalagi kalau boleh dicium!"
"Bapak mau mencium paha Debby?"
"Mau! Paha dan pangkalnya ya!"
"Ha?!"
"Apa vagina Debby belum pernah dicium?"

Sejenaktak ada jawaban. Theo pun sempat ragu-ragu untuk melanjutkan. Apakah mungkin si Debby yang vulgar dan nakal itu masih virgin? Belum pernah merasakan lidah lelaki menjilat-jilat bibir vaginanya, mengisap-isap klitorisnya? Apakah mungkin ia belum pernah menggosok-gosokkan dan menghentak-hentakkan celah vagina di bibir dan hidung seorang lelaki? Kalau belum, mengapa ia mengatakan suka pada kumisku?, tanya Theo dalam hati.

Rasa penasaran membangkitkan gairahkejantanannya. Bagian bawah pusarnya mulai tegang ketika membayangkan keindahan bulu-bulu di sekitar vagina itu. Bulu-bulu yang dapat ia tatap sepuas hatinya. Tidak hanya pandangan sekilas seperti ketika ia memungut pensil dari depan kursi gadis belia itu. Bulu-bulu halus yang masih pendek, yang membuat ia gemas ingin menarikinya dengan bibirnya. Menggelitiknya dengan kumisnya yangkasar. Gelitikan yang membuat pinggul itu mengelinjang. Lalu ia akan menjilatnya. Dan karena tak sabar, gadis itu akhirnya menarik kepalanya agar ia mencium dan menjilati bibir vagina yang mungil itu. Ini kesempatan emas yang mungkin terjadi hanya sekali seumur hidup, atau tidak akan pernah terjadi sama sekali! Take it or leave it, katanya dalam hati.

"Hallo Debby!"
"Kalau dicium di situ belum pernah. Kalau dahi dan pipi sering, dicium Papa."
"Terserah Debby deh. Aku akan menurut saja. Kalau hanya boleh memandang saja, aku suka. Kalu diijinkan mencium, aku pun suka. Dilarang, aku pun akan patuh."
"Kalau suka, Debby akan mengijinkan Bapak memandangnya lagi dari jarak dekat!"
"Kapan?"
"Mau sekarang?"
"Hah?!"
"Debby sekarang ada di Mall Arion. Bapak jemput Debby ya. Jangan parkir. Masuk ke halaman mall dan melewati pintu depan. Debby sekarang berdiri di situ, buruan ya!"
"OK!"

*****

Theo tersenyum sambil melirik Debby yang duduk di sebelahnya. Secara material, walau hanyaseorang guru matematika, ia tidak kekurangan. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ia memiliki rumah dan mobil sedan yang baik pemberian orangtuanya. Ia mencintai matematika dan ingin mengajarkannya kepada orang lain. Cita-citanya hanya ingin membuat matematika menjadi sebuah ilmu yang mudah untuk dimengerti. Sikapnya yang sabar ketika mengajar membuat ia disukai murid-muridnya. Ia memang tidak ingin diarahkan orangtuanya menjadi seorang pengusaha seperti yang dialami adiknya.

"Kita kemana?" tanya Theo memecah keheningan.
"Ke rumah Debby saja. Di rumah Debby hanya ada pembantu. Papa dan Mama sedang ke Singapore."
"Karena sekarang tidak sedang di kelas, sebaiknya panggil langsung nama, jangan pakai Pak."
"Benar? Nggak marah?"
"Benar! Walau perbedaan usia di antara kita mencolok, bukan berarti kita harus membuat sekat pemisah. Sekat seperti itu sangat membatasi ruang dan gerak. Secara formal, kadang-kadang sekat seperti itu memang diperlukan untuk menjaga jarak karena kita terikat pada norma dan etika. Kalau informal, sekat-sekat itu tak diperlukan karena akan membatasi seseorang dalam mengekspresikan dirinya. Setuju?" Debby tertawa kecil mendengar uraian Theo.
"Kayak menjelaskan rumus matematika saja!" komentarnya.

Ternyata gadis remaja itu tinggal di sebuah rumah besar dan mewah. Debby menggandeng tangan Theo menuju ruang keluarga yang terletak di bagian tengah, lalu menghilang di balik salah satu pintu setelah aku menghempaskan pantat di atas sebuah sofa besar dan empuk. Tak lama kemudian, seorang pembantu datang meletakkan segelas minuman ringan di hadapanku dan kemudian dengan terburu-buru menghilang kembali ke arah belakang.

Sambil menunggu, Theo melayangkan pandangan ke sekeliling ruangan. Semua furniture di ruangan itu tertata rapi dan bersih. Pada sebuah dinding, tergantung lukisan berukuran kira-kira 1 x 1 meter. Lukisan seorang anak perempuan kira-kira berumur 7 tahun yang berdiri diapit oleh ayah dan ibunya. Anak itu sedang tersenyum lugu. Rambutnya berponi. Lucu. Itu pasti Debby dan kedua orangtuanya, kata Theo dalam hati.

Kurang lebih 15 menit kemudian, Theo terhenyak. Gadis remaja itu berdiri di hadapannya dengan gaun tipis berwarna putih yang ujung bagian bawahnya tergantung kira-kira sejengkal di atas lutut. Gaun tanpa lengan. Hanya dua utas tali di bahu kiri dan kanan yang mengikat gaun itu agar tetap tergantung menutupi tubuh pemiliknya. Cantik. Seksi. Mempesona. Rambutnya lurus sebahu. Tingginya yang kira-kira 165 cm membuat ia tampak anggun. Tonjolan dadanya proporsional. Gaun tipis itu seolah menebarkan sejuta misteri yang memaksa mata lelaki menatap tak berkedip untuk mengungkap rahasia lekuk-lekuk tubuh yang tersembunyi di baliknya. Bagian bawah gaunnya yang lebar dan berenda seolah menjanjikan telaga birahi yang akan menyeret lelaki menyelam dalam sejuta fantasi.

"Debby, kau cantik sekali," kata Theo memuji. Pujian jujur yang keluar dari lubuk hatinya.

Debby tersenyum. Selama ini belum pernah ada lelaki yang memujinya seperti itu. Ia senang mendengar pujian itu. Ia pun sangat senang karena sebelumnya tak pernah melihat guru matematikanya itu terpesona menatapnya. Ia pun belum pernah melihat tajamnya sorot mata lelaki yang terpesona menatap. Dengan sikap feminin, ia duduk di sebelah kiri Theo.

"Debby, mengapa kamu memakai gaun seperti itu?"
"Karena Debby suka pada Bapak. Juga karena Bapak tampan dan jan.."
"Ehh, ehh! Tidak pakai sebutan Bapak!"
"Lupa..! Juga karena Theo tampan dan jantan, itu jawabannya!"
"Alasan lain?"
"Debby nggak punya saudara. Debby anaktunggal. Sering kesepian di rumah karena sering ditinggal Papa dan Mama. Nggak punya sahabat karena banyak teman-teman perempuan yang iri sama Debby. Nggak punya pacar karena cowok yang seusia Debby rata-rata egois. Obsesinya mereka selalu tentang sex. Padahal Debby belum tentu suka. Jelas Bapak guru?"

Theo tertawa karena kata 'bapak guru' itu diucapkan dengan cara yang lucu. Dan sebelum tawanya berakhir, tangannya meraih bahu gadis itu. Dirangkulnya dengan ketat. Takada perlawanan. Sisa sabun beraroma lavender yang memancar dari tubuh gadis itu terasa menyegarkan ketika aromanya menyengat hidung Theo. Dengan gemas, di kecupnya pipi gadis itu. Kiri dan kanan.

"Seperti Papa," kata Debby sambil tertawa kecil.

Lalu ia bangkit dan berjalan ke arah pintu penghubung yang membatasi ruang keluarga dengan bagian belakang rumah. Setelah mendengar 'klik', ia melangkah kembali menghampiri Theo dan duduk rapat persis di sebelah lelaki itu.

Theo menggamit dagu gadis itu agar menoleh ke arahnya, kemudian dengan cepat bibirnya memagut bibir mungil gadis itu. Bibir yang terlihat basah walau tanpa lipstik. Sejenak tak ada reaksi. Diulangnya mengulum sambil menjulurkan lidahnya untuk mengait-ngait. Tapi lidah gadis itu masih tetap diam bersembunyi di rongga mulutnya. Sejenak, Theo melepaskan pagutan bibirnya. Ditatapnya wajah yang cantik itu sambil menggerakkan jari tangannya untuk menyibak beberapa helai rambut yang terjatuh di kening gadis itu. Dan ketika kembali mengulang ciumannya, ia merasakan ujung lidah yang menyusup di antara bibirnya.

Segera dipagutnya lidah itu. Dihisapnya dengan lembut agar menyusup lebih dalam ke rongga mulutnya. Kedua telapak tangannya turun ke bahu. Setelah mengusapkan jari-jarinya berulang kali, telapak tangannya meluncur ke punggung. Lalu dibelai-belainya punggung itu dengan ujung-ujung jarinya sambil mempermainkan lidah gadis itu dengan ujung lidahnya. Tak lama kemudian, ia merasakan dua buah lengan melingkari lehernya. Semakin lama lengan itu merangkul semakin ketat. Kemudian ia mulai merasakan lidah gadis itu bergerak-gerak. Tidak hanya pasrah menyusup, tetapi mulai bergerak membelit dan balas mengisap.

Theo melepaskan pagutan bibirnya. Sejenak mereka saling menatap. Terlihat bias-bias birahi di kedua bola mata mereka. Lalu dikecupnya dahi gadis itu dengan mesra. Kemudian bibirnya berpindah mengecup bahu. Mengecup berulang kali. Dari bahu bibirnya merayap ke leher. Sesekali lidahnya dijulurkan untuk menjilat.

Debby menggelinjang karena geli, seolah sekujur tubuhnya sedang digelitiki oleh jari-jari yang nakal dan menggemaskan. Ia menyukai hal itu, menyukai kecupan dan jilatan yang merambat di sekeliling lehernya. Apalagi ketika ia merasakan lidah itu menjilat-jilat kerongkongannya disertai telapak tangan yang meremas buah dadanya. Sesaat, ia menahan nafas ketika telapak tangan itu hanya menekan buah dadanya, tetapi tak lama kemudian, ia menghembuskan nafas lega merasakan telapak tangan itu meremas dengan lembut.

"Aahh, Theo," desahnya sambil menghembuskan nafas panjang.

Bibir Theo kembali merayap ke bahu. Sambil sesekali mengecup, ia menggunakan giginya untuk melepaskan tali yang mengikat gaun itu. Lidah dan hembusan nafasnya membuat gadis itu menggelinjangkan bahunya.

Debby baru menyadari bahwa tali pengikat gaunnya telah terlepas setelah ia merasakan bibir lelaki itu menyusur menciumi belahan atas buah dadanya. Bulu roma di sekujur tubuhnya meremang. Belum pernah ada lelaki yang melakukan hal itu. Ia ingin menolak, ingin mendorong kepala yang semakin mendekati buah dadanya, tetapi tangannya terasa lemah tak bertenaga. Ada rasa geli dan nikmat yang menjalar di pori-pori sekujur tubuhnya. Rasa yang membuat ia tak berdaya menolak. Apalagi setelah merasakan lidah itu menjilat-jilat dadanya. Jilatan-jilatan basah yang membuat jari-jari tangannya menekan kepala lelaki itu ke dadanya.

Ia menarik nafas lega, merasa beruntung karena tidak mengenakan bra di balik gaunnya. Bibirnya sesekali mendesis-desis seperti kepedasan ketika ia merasakan jilatan-jilatan itu semakin liar menjelajahi buah dadanya yang baru mekar. Dan ketika putik buah dadanya terperangkap dalam jepitan bibir lelaki itu, ia merintih sambil menghentakkan telapak kakinya di atas karpet..

"Aarrgghh.. Theo, enaak! Aduuhh..!".

Sekujur tubuhnya merinding ketika merasakan putik dadanya dijentik-jentik dengan ujung lidah. Lalu digigit dengan lembut. Dilepaskan. Digigit kembali. Dilepas. Dan tiba-tiba ia merasakan buah dadanya dihisap agak keras, seolah ingin ditelan!

Debby mendesah ketika merasakan jari-jari tangan Theo mengelus-elus bagian dalam pahanya. Ia mendesah dalam kenikmatan sambil menghempaskan lehernya di sandaran sofa. Secara naluriah, direnggangkannya kedua belah pahanya agar jari-jari dan telapak tangan itu dapat merayap lebih dalam. Ia ingin segera merasakan jari-jari tangan itu mengelus-elus pangkal pahanya.

Isyarat itu dimanfaatkan Theo dengan baik. Dengan sebuah tarikan kecil, ia menyingkap gaun gadis remaja itu. Tak ada kesulitan ketika menyingkap gaun itu. Bagian bawahnya yang lebar membuat gaun itu tersangkut dengan mudah di bawah pusar.Ia terpaksa menghentikan aktivitas bibirnya karena ia ingin menunduk agar dapat memandang pangkal paha itu lebih jelas.

"Aku akan menciumnya," kata Theo sambil bangkit dari sofa, kemudian duduk di atas karpet persis di antara kedua lutut Debby.
"Jangan dicium, Theo. Debby takut."
"OK, tapi kasih pemandangan yang paling indah ya," kata Theo sambil mengangkat kaki kanan gadis itu.

Lalu diletakkannya telapak kaki kanan itu di atas sofa. Tak lama kemudian, bola matanya terbelalak menatap pesona yang terpampang di hadapannya! Sebelah paha tergeletak di atas sofa, sedangkan paha yang sebelah lagi tertekuk, telapaknya menginjak pinggir sofa. Dengan sebuah dorongan kecilmenggunakan jari, paha yang tertekuk di atas sofa itu terbuka lebar-lebarnya.

"Indah sekali!" sambung Theo sambil menengadah menatap wajah gadis remaja yang cantik itu. Debby tersenyum malu. Ia ingin menutup pahanya, tapi gerakannya tertahan oleh tekanan jari di lututnya.
"Debby malu, Theo!" katanya dengan manja. Tapi di dasar hatinya, ada perasaan senang dan bangga melihat guru matematikanya berlutut di hadapannya, persis di antara kedua belah pahanya. Perasaan yang membuat dirinya merasa sangat dimanja dan dihargai.

Theo terbelalak menatap kemulusan paha dan celana dalam mini dari satin di hadapannya. Urat darah di batang kemaluannya meronta menatap pemandangan indah itu. Bagian depan celananya terasa sempit. Apalagi ketika ia menatap segaris bagian basah yang tercetak di permukaan vagina gadis itu. Bagian basah itu memperjelas bayangan bibir vagina yang tersembunyi di baliknya. Dan karena celana dalam satin itu sangat tipis, ia bahkan dapat melihat bayangan bulu-bulu yang tumbuh di sekitar bibir vaginanya.

Keindahan itu sangat mempesona sehingga ia terpaksa melepaskan ikat pinggang dan ritsleting celananya agar batang kemaluannya terbebas dari penderitaan. Lalu diciumnya paha bagian dalam yang tertekuk di atas sofa itu. Diciumnya berulang kali seolah tak puas merasakan kehalusan kulit paha itu di bibirnya. Setelah itu ciumannya berpindah ke paha sebelahnya. Sambil terus mencium dan sesekali menjilat, dielus-elusnya pula paha bagian luar. Semakin lama ciumannya semakin mendekati pangkal paha. Lalu ia berhenti sejenak untuk menghirup aroma semerbak yang semakin tajam menusuk hidungnya. Fantasinya di depan kelas telah menjadi kenyataan. Dengan gemas, dibenamkannya hidungnya persis di antara bibir vagina gadis remaja itu. Sesekali diselingi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Theoo..! Aauuw!" pekik Debby karena terkejut sambil menggelinjangkan pinggulnya.

Tapi beberapa detik kemudian, ketika ia merasakan lidah lelaki itu menjilat-jilat bagian luar celana dalamnya, ia merintih-rintih. Ia merasa nikmat setiap kali lidah itu menjilat dari bawah ke atas. Jilatan yang lahap! Basah. Berliur. Jilatan yang membuat ia terpaksa memejamkan mata meresapi kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhnya. Jilatan yang membuat ia menjadi liar, yang membuat ia menghentak-hentakkan kakinya karena beberapa kumis kasar lelaki itu terasa seolah menyusup menembus celana dalamnya yang tipis. Di sela-sela kenikmatan yang mendera, kumis itu terasa menggelitiki vaginanya, membuat ia menggeliatkan pinggulnya berulang kali.

Celana dalam mini gadis itu semakin basah. Belahan bibir vaginanya semakin jelas terlihat. Lendir semakin banyak bermuara di vaginanya. Lendir itu bercampur dengan air liur. Karena tak tahan lagi menerima kenikmatan yang mendera vaginanya, sebelah tangannya menjambak rambut Theo, dan yang sebelah lagi menekan bagian belakang kepala.

"Theoo, aarrgghh! Debby seperti ingin pipis..!" kata gadis itu di sela-sela rintihannya. Theo menghentikan jilatan lidahnya. Ia menengadah dan melihat mata gadis itu sedang terpejam.
"Debby ingin pipis, Sayang?" tanyanya sambil menyisipkan jari telunjuk ke balik celana dalam yang menutupi bibir vagina gadis itu, lalu ditariknya ke samping.

Terpampanglah di hadapannya vagina seorang gadis remaja yang sedang dilanda birahi. Masih kuncup tetapi menebarkan janji untuk segera merekah dihisap serangga yang menghinggapinya. Dengan jari telunjuk, dibukanya sedikit bibir luar vagina berlendir itu. Lipatan yang sedikit terbuka hingga memperlihatkan vagina yang bersih, segar dan berwarna pink. Melihat hal itu, ia memutuskan untuk memberikan cumbuan terbaik. Cumbuan yang sulit untuk dilupakan, yang akan membuat gadis itu menjadi jinak. Ia merasa mampu untuk melakukan hal itu. Dan sebagai balasannya, mungkin ia akan mendapatkan perlakuan yang sama. Mempertimbangkan hal itu, ia menenggelamkan dan menggosok-gosokkan hidungnya ke belahan bibir vagina gadis itu. Semakin ditekan hidungnya, semakin semerbak aroma yang memenuhi rongga paru-parunya.

Debby membuka kelopak matanya. Bola matanya seolah ditutupi kabut basah dan terlihat mengkilat ketika ia menunduk menatap wajah gurunya yang terselip di pangkal pahanya. Ia tak dapat mengucapkan kata-kata. Bibirnya terasa kelu. Kaku. Nafasnya terengah-engah. Mulutnya setengah terbuka megap-megap menghirup udara. Ia terpaksa menggeliatkan pinggulnya untuk menahan cairan yang terasa ingin mengalir keluar dari vaginanya. Ia tidak tega 'mem-pipisi' mulut guru matematikanya itu.

Dicobanya mendorong kepala itu agar terlepas dari vaginanya. Tapi kepala itu malah sengaja semakin ditekan ke pangkal pahanya. Dicobanya untuk menarik pinggulnya. Tapi kedua lengan guru yang sangat disayanginya itu semakin kuat merangkul pinggulnya. Walau telah mencoba meronta, mulut yang memberinya kenikmatan itu tetap menghisap-hisap vaginanya. Semakin meronta, semakin keras remasan tangan di kedua bongkahan pantatnya. Dan semakin keras pula tarikan di bongkahan pantatnya agar vaginanya tak lepas dari hisapan dan jilatan mulut itu.

Akhirnya ia menyimpulkan bahwa mulut itu memang ingin 'dipipisinya'. Mulut itu memang sengaja ingin memanjakan vaginanya. Kesimpulan itu membuat ia melayang semakin tinggi dalam kenikmatan, membuat lendir semakin banyak mengalir ke lubang vaginanya. Sedikit pun ia tak merasa ragu ketika mengangkat kakinya yang terjuntai di atas karpet, dan melilitkan betisnya di leher lelaki itu. Ia sudah tak ingin kepala itu lepas dari pangkal pahanya. Bahkan ia mempererat tekanan betisnya di leher lelaki yang sedang memanjakannya itu. Selain menggunakan betis dan paha, ia pun menggunakan kedua lengannya untuk menjambak rambut dan menekan bagian belakang kepala lelaki itu lebih keras. Ia ingin membantu agar mulut itu terbenam di dalam vaginanya ketika ia mengeluarkan 'pipisnya'.

Lidah Theo telah merasakan bibir dan dinding vagina itu berdenyut-denyut. Ia pun dapat merasakan hisapan lembut di lidahnya, seolah vagina itu ingin menarik lidahnya lebih dalam. Sejenak, ia mengeluarkan lidahnya untuk menjilat dan menghisap bibir vagina mungil itu. Dikulumnya berulang kali. Bibir vagina itu terasa hangat dan sangat halus di lidahnya. Ia menyelipkan lidahnya kembali ketika menyadari bahwa tak ada lagi cairan lendir yang tersisa di bibir luar. Dijilatinya kembali dinding dan bibir dalam vagina gadis remaja itu.

"Theo, Theoo.., Debby nggak tahan lagi. Debby ingin pipiis!"

Theo semakin bersemangat menjilat dan menghisap-hisap. Lidahnya yang rakus seolah belum terpuaskan oleh lendir yang telah dihisapnya. Kumisnya sesekali menyapu bibir luar vagina yang segar itu, membuat pinggul gadis itu terhentak-hentak di atas sofa. Walaupun kepalanya terperangkap dalam jepitan paha dan betis, tetapi ia dapat merasakan setiap kali pinggul gadis itu terangkat dan terhempas. Berulang kali hal itu terjadi. Terangkat dan terhempas kembali. Sesekali pinggul itu menggeliat menyebabkan kumisnya menjadi basah.

Ia dapat memastikan bahwa dalam hitungan detik sejumput lendir orgasme akan mengalir ke kerongkongannya. Dan ketika merasakan rambutnya dijambak semakin keras diiringi dengan pinggul yang terangkat menghantam wajahnya, ia segera mengulum klitoris gadis itu. Dikulumnya dengan lembut seolah klitoris itu adalah sebuah permen cokelat yang hanya mencair bila dilumuri air ludah. Sesekali dihisapnya disertai tarikan lembut hingga klitoris itu hampir terlepas dari bibirnya. Ketika merasakan pinggul gadis itu agak berputar, dijepitnya klitoris itu dengan kedua bibirnya agar tak lepas dari hisapannya.

"Debby pipis, Theoo! Aargh.. Aarrgghh..!"

Theo menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Bahkan ditekannya lidah dan kedua bibirnya agar terperangkap dalam jepitan bibir vagina itu. Ia tak ingin kehilangan kesempatan mereguk cairan orgasme langsung dari vagina seorang gadis remaja yang cantik dan seksi. Cairan orgasme yang belum tentu ia dapatkan dari murid lainnya. Setelah mencicipi rasa di ujung lidahnya, dihisapnya cairan itu sekeras-kerasnya. Direguknya lendir itu dengan lahap. Lalu dibenamkannya kembali hidungnya di antara celah bibir vagina yang berdenyut-denyut itu.

Ia ingin menghirup aroma paling pribadi yang dimiliki seorang gadis belia. Dengan gemas, ia menghirup aroma itu dalam-dalam. Dan ketika merasakan pinggul gadis itu terhempas kembali ke atas sofa, Theo menjilati vaginanya. Setetes lendir pun tak ia sisakan! Bahkan lendir yang membasahi bulu-bulu ikal dan bulu-bulu halus di sekitar vagina gadis itu pun dijilatinya. Bulu-bulu itu jadi merunduk rapi seperti baru selesai disisir!

"Theo.., ooh, aarrgghh.., Theo! Enak banget, Theoo..! Aargh.., pipis Debby kok diminum?" desah gadis itu terbata-bata sambil mengusap-usap rambut Theo. Setelah menjilati vagina Debby hingga bersih, Theo menengadah.
"Pipis Debby enak banget! Kecut. Agak asin. Tapi ada manisnya!" jawabnya.
"Suka ya minum pipis, Debby?"
"Suka banget! Mau pipis lagi?"
"Hmm.." kata gadis itu dengan manja. Merajuk.
"Benar suka?" sambungnya.
"Suka! Ini tanda sayang dan suka," kata Theo sambil menunduk dan mengulum sebelah bibir luar vagina gadis itu.

Debby tertawa kecil. Senang. Bangga. Merasa dimanjakan. Tersanjung karena telah merasakan nikmatnya menjepit kepala guru matematikanya di pangkal pahanya. Nikmat yang baru pertama kali ia rasakan. Tapi tiba-tiba bola matanya terbuka lebar ketika melihat Theo membungkuk melepaskan celana sekaligus celana dalamnya dengan sekali tarikan. Dalam hitungan detik, celana itu teronggok di atas karpet. Dan ia bergidik melihat batang kemaluan gurunya. Batang kemaluan berwarna cokelat. Panjangnya kira-kira 15 cm. Batang kemaluan itu hanya berjarak setengah meter dari matanya. Dan karena baru pertama kali melihat kemaluan lelaki, gadis remaja itu terkesima. Kelopak bola matanya terbuka lebar ketika ia mengamati urat-urat berwarna biru kehijauan yang terlihat menghiasi kulit batang kemaluan itu.

Theo menarik pinggul Debby hingga sedikit melewati pinggir sofa. Lalu ia mengarahkan batang kemaluannya ke vagina gadis itu. Debby tekejut. Dengan refleks ia menarik pinggulnya.

"Debby masih virgin, Theo," katanya setengah berbisik. Nadanya memelas.

Theo terpana mendengarnya. Sejak awal mencumbuinya, ia memang sudah menduga bahwa gadis itu masih perawan. Terutama karena ia merasakan celah yang sangat sempit ketika menyusupkan lidahnya di antara bibir vagina gadis itu. Tapi bila mengingat keberaniannya menggoda dengan cara merenggangkan kedua lututnya, ia menjadi ragu-ragu. Apalagi karena muridnya itu berani bersekolah tanpa celana dalam. Setelah menarik nafas panjang, diraihnya lengan kanan gadis itu.

"Aku tak akan melakukan hal-hal yang tidak Debby sukai. Aku pun tak akan menyakitimu," katanya dengan raut wajah tulus.
"Tapi adik kecil ini sedang menderita, Debby," sambungnya sambil menunjuk batang kemaluannya yang terangguk-angguk.
"Debby elus-elus ya. Kalau dibiarin, kasihan..!"

Lalu diletakkannya telapak tangan gadis itu di batang kemaluannya. Debby terkejut merasakan panas yang mengalir dari batang kemaluan itu ke telapak tangannya. Sejenak ia terlihat ragu. Ia menarik lengannya, tetapi Theo meraih dan meletakkannya kembali ke batang kemaluannya. Akhirnya batang kemaluan itu digenggamnya sambil menengadah menatap wajah lelaki yang disayanginya itu. Tak lama kemudian, ia menunduk kembali untuk mengamati batang kemaluan dalam genggamannya.

"Sesekali agak diremas seperti begini," kata Theo mengajari.
"Dan sesekali dimaju-mundurkan seperti ini," sambungnya sambil menggerakkan tangan gadis itu maju-mundur.

Debby mulai mengelus-elus. Ada sensasi yang menggelitik dirinya ketika merasakan kehangatan batang kemaluan itu di ujung jari-jari tangannya. Ia mendekatkan wajahnya untuk mengamati urat-urat berwarna kehijauan yang semakin menggelembung di ujung jarinya. Lalu ia mulai menggenggam dan memaju-mundurkan telapak tangannya. Dan ketika mendengar lelaki itu menarik nafas panjang, ia menengadah.

"Kenapa? Sakit?"
"Enak!"
"Enak?!"
"Enak banget! Apalagi kalau pakai dua tangan."
"Begini?" tanya gadis itu sambil menggenggamkan kedua telapak tangannya.
"Ya, ya, begitu, oohh!"

Debby menjadi bersemangat. Ia merasa senang karena dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan kepada gurunya itu. Ia ingin membalas kenikmatan yang telah ia dapatkan. Apalagi sikap lelaki itu penuh pengertian. Tak ada sikap memaksa ketika ia mengatakan bahwa ia masih virgin. Ia hanya diminta untuk mengelus-elus dan sesekali meremas batang kemaluan itu. Oleh karena itu, tangannya mulai digerakkan maju dan mundur, dari leher batang kemaluan hingga ke pangkalnya. Wajahnya semakin mendekat karena ia ingin mengamati cendawan yang menghiasi batang kemaluan itu. Cendawan yang semakin lama semakin berwarna merah tua. Dielus-elusnya pula cendawan itu dengan ujung jari jempolnya.

"Ooh.., nikmat, Sayang!"
"Kalau diremas seperti ini, nikmat nggak?" tanya gadis itu sambil meremas biji kemaluan Theo.
"Ooh, ya, ya!" sahut Theo sambil meletakkan kedua belah telapak tangannya di atas kepala gadis itu.

Lalu dengan tarikan yang sangat lembut, ia menarik kepala itu agar semakin mendekat ke batang kemaluannya. Debby tidak menolak tarikan lembut di kepalanya karena batang kemaluan itu terlihat sangat indah dan menarik. Ia pun dapat merasakan batang kemaluan itu berdenyut di telapak tangannya, seperti bernafas. Ada sensasi yang mulai menggelitiki saraf-saraf birahi di sekujur tubuhnya ketika ia mengamati batang kemaluan itu. Sensasi itu membuat ia tak menyadari bahwa batang kemaluan yang digenggamnya hanya tinggal berjarak kira-kira 20 cm dari mulutnya.

"Theo, ada sedikit pipis di lubang ini."
"Bukan pipis sayang. Itu lendir enak."
"Enak?"
"Ya, enak!" jawab Theo sambil memegang jari jempol yang baru saja mengusap-usap lubang kemaluannya.
"Coba deh dicicipi," sambungnya.
"Hmm.." gumam Debby ketika menjilat ujung jarinya.
"Enak 'kan?!"
"Enak!"
"Cicipi lagi! Jangan pakai jari. Langsung pakai lidah!"

Debby menengadah. Ia sangat ingin menyenangkan hati gurunya itu, tetapi ragu-ragu untuk melaksanakannya. Sesaat, ia manatap bola mata lelaki yang disayanginya itu. Dilihatnya binar-binar ketulusan cinta. Tak ada tersirat niat untuk menyakiti. Lalu ia menunduk dan mendekatkan bibirnya ke bagian tengah cendawan itu. Lidahnya terjulur dan ujungnya mengoles sisa lendir yang masih tersisa. Sambil memejamkan mata, ia mencicipinya.

"Enak 'kan?!" Debby menengadah kembali. Ia mengangguk sambil tersenyum malu.
"Sekarang dicium dan dijilat-jilat biar lendirnya keluar lagi! Dan jangan terkejut kalau nanti tiba-tiba ada segumpal lendir yang muncrat ya, Sayang."

Debby menunduk kembali, dan tanpa keraguan lagi dikulumnya cendawan itu. Leher kemaluan itu dijepitnya dengan bibirnya sambil mengoles-oleskan lidahnya.

Theo mendesah. Setelah menghirup udara yang memenuhi rongga dadanya, ia menunduk. Matanya berbinar menatap takjub. Nafasnya tertahan menatap seorang gadis belia yang cantik dan seksi sedang berjongkok sambil menghisap-hisap dan mengulum kepala batang kemaluannya. Darahnya mendidih menatap gadis yang berjongkok dengan gaun bagian atas dan bawah bertumpuk terlipat-lipat di pinggangnya yang ramping. Matanya nanar menatap buah dada yang belum sepenuhnya mekar. Sejuta pesona ia rasakan melihat seorang gadis yang sedang berjongkok di hadapannya dengan paha terkangkang. Indah sekali!

"Argh.., aduuhh..!" desah Theo sambil menekan bagian belakang kepala gadis itu lebih keras. Setengah batang kemaluan telah masuk ke dalam mulut mungil itu.

Debby menengadah karena mendengar desahan itu. Ia merasa khawatir karena giginya menggesek kulit kemaluan yang sedang dikulumnya. Tapi lelaki yang telah memberinya kenikmatan itu ternyata hanya meringis. Ia masih menengadah ketika merasakan lagi tekanan di bagian belakang kepalanya, tekanan yang membuat ia menelan batang kemaluan itu lebih dalam.

Theo mengusap-usap rambut gadis remaja itu. Perlahan-lahan, ditariknya kemaluannya hingga hanya cendawan kemaluannya yang masih tersisa. Dan dengan perlahan-lahan pula, didorongnya kembali batang kemaluannya. Diulangnya gerakan itu beberapa kali sambil mengamati bibir mungil yang melingkari batang kemaluannya. Setelah yakin bahwa gadis itu telah terbiasa dengan gerakan batang kemaluannya, tiba-tiba didorongnya lagi dengan keras hingga bibir mungil itu menyentuh bulu-bulu di pangkal kemaluannya.

Debby terkejut. Nafasnya terhenti sesaat. Ia tersendat karena ujung batang kemaluan itu menyentuh kerongkongannya. Sebelum ia sempat meronta, dengan cepat batang kemaluan itu telah bergerak mundur kembali.

"Nggak apa-apa 'kan sayang," kata Theo membujuk sambil mengusap-usap pipi gadis remaja itu.

Debby ingin mengatakan 'jangan ulangi', tapi kata-kata itu tak terucapkan karena cendawan itu masih tersisa di bibirnya. Ia menengadah. Sejenak mereka saling tatap. Dan ia melihat sorot mata yang memancarkan kenikmatan birahi, seolah memohon untuk dipuaskan.

Karena merasa tak tega untuk menolak, kembali cendawan itu dihisapnya. Mungkin karena aku belum terbiasa, katanya dalam hati. Akhirnya ia memutuskan untuk memberi kenikmatan total. Kenikmatan sebesar kenikmatan yang telah ia dapatkan. Bila mungkin, ia akan memberi melebihi dari apa yang telah ia nikmati. Percintaan yang membara adalah percintaan yang pasrah dalam memberi, bisik hatinya. Percintaan yang lebih mementingkan kenikmatan pasangannya dari pada kenikmatan dirinya sendiri. Dan ia akan pasrah memberi agar guru yang disayanginya itu dapat pula meraih puncak kenikmatannya.

Lalu batang kemaluan itu dikeluarkannya dari mulutnya. Ia ingin totalitas. Oleh karena itu, beberapa detik kemudian, ia mulai menjilati batang kemaluan itu hingga ke pangkalnya. Bahkan ujung lidahnya beberapa kali menyentuh biji kemaluan itu. Semakin sering lidahnya menyentuh, semakin keras pula didengarnya dengusan nafas lelaki yang disayanginya itu. Ketika merasakan jambakan lembut di kepalanya, tanpa ragu, dihisap-hisapnya biji kemaluan itu.

Ia semakin bersemangat karena merasakan erotisme yang luar biasa ketika batang kemaluan itu menggesek-gesek ujung hidungnya. Ada sensasi yang membakar pori-pori di sekujur tubuhnya ketika bulu-bulu di biji kemaluan itu bergesekan dengan lidahnya! Gesekan itu merangsang lidahnya melata ke arah bawah untuk mengecup dan menjilat-jilat celah sempit antara biji kemaluan dan lubang dubur.

"Aarrgghh..!" desah Theo ketika merasakan lidah muridnya itu menjilat-jilat semakin liar.

Bahkan ia mulai merasakan bibir gadis itu mulai mengisap-isap celah di dekat lubang duburnya. Sangat dekat denganlubang duburnya! Dan sesaat ia berhenti bernafas ketika merasakan ujung lidah gadis itu akhirnya menyentuh lubang duburnya. Ia menggigil merasakan nikmat yang mengalir dari ujung lidah itu. Nikmat yang bahkan tidak pernah ia dapatkan dari isterinya.

Sebelumnya ia tidak pernah merasakan lidah menyentuh lubang duburnya. Apalagi lidah seorang gadis remaja yang cantik dan seksi. Matanya terbeliak ketika merasakan tangan gadis itu membuka lipatan daging di antara bongkah pantatnya. Hanya bagian putih di bola matanya yang terlihat ketika ia meresapi nikmatnya lidah gadis itu saat menyentuh lubang duburnya.

"Oorgh.., aarrgghh.. Nikmat, Sayang!" desah Theo sambil menggerakkan pinggulnya menghindari jilatan-jilatan di duburnya.

Ia sudah tak kuat menahan kenikmatan yang mendera tubuhnya. Cendawan batang kemaluannya sudah membengkak. Lalu ia mengarahkan batang kemaluannya ke mulut gadis itu.

"Aku sudah tak tahan, Debby!!" sambungnya sambil menghunjamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.

Debby tersendat kembali ketika merasakan cendawan itu menyumbat kerongkongannya. Tapisudah tidak menyebabkan rasa mual seperti ketika pertama kali tersendat. Dan ketika batang kemaluan itu bergerak mundur, ia mengisap cendawannya dengan keras hingga terdengar bunyi 'slurp'. Kedua telapak tangannya mengusap-usap bagian belakang paha lelaki itu.

Lalu ia kembali menengadah. Mereka saling tatap ketika batang kemaluan itu kembali menghunjam ronggamulutnya. Telapak tangannya ikut menekan bagian belakang paha lelaki itu. Kepalanya ikut maju setiap kali batang kemaluan itu menghunjam mulutnya. Ia merinding setiap kali ujung cendawan itu menyentuh kerongkongannya.

"Aarrgghh.., Debby, aku sudah mau keluar. Mau pipis, aarrgghh..! Telan sayang. Telan lendir enaknya ya!"
"Hmm.." sahut gadis itu sambil mengangguk.

Theo semakin tegang setelah melihat anggukan itu. Sendi-sendi tungkai kakinya menjadi kaku. Nafasnya mengebu-gebu seperti seorang pelari marathon. Sebelah tangannya menggenggam kepala gadis itu, dan yang sebelah lagi menjambak. Pinggulnya bergerak seirama dengan tarikan dan dorongan lengannya di kepala gadis itu. Hentakan-hentakan pinggulnya membuat gadis itu terpaksa memejamkan matanya.

Batang kemaluannya sudah menggembung. Lendir berwarna putih susu terasa bergerak dengan cepat dari kantung biji kemaluannya. Ia berusaha untuk menahannya. Tapi semakin ia berusaha, semakin besar tekanan yang menerobos saluran di kemaluannya. Akhirnya ia meraung sambil menghunjamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya. Berulang kali. Ditariknya, dan secepatnya dihunjamkan kembali.

"Aarrgghh.., aduuh! Aarrgghh..!" raung Theo sekeras-kerasnya ketika ia merasakan air maninya muncrat 'menembak' kerongkongan gadis itu.

Sesaat ia merasa kejang. Dibiarkannya batang kemaluannya terbenam. Tangannya mencengkeram kepala gadis itu dengan keras karena tak ingin kepala itu meronta. Ia tak ingin kepala itu terlepas ketika ia sedang berada pada puncak kenikmatannya. Keinginan itu ternyata menjadi kenikmatan ekstra, yaitu kenikmatan karena 'tembakannya' langsung masuk ke kerongkongan gadis itu. 'Tembakan' itu akan membuat kerongkongan itu agak tersendat sehingga air maninya akan langsung tertelan. Setelah 'tembakan' pertama, ia masih merasakan adanya tekanan air mani di saluran lubang kemaluannya. Maka dengan cepat ia menarik batang kemaluannya, dan menghunjamkannya kembali sambil 'menembak' untuk yang kedua kalinya.

"Hisap sayang, aarrgghh..! Aarrgghh..!"

Ditariknya kembali batang kemaluannya. Tapi sebelum kembali menghunjamkannya, ia merasakan gigitan di leher batang kemaluannya. Ia pun berkelojotan ketika merasakan gigitan itu disertai kuluman lidah. 'Tembakan' kecil masih terjadi beberapa kali ketika lidah gadis itu mengoles-oles lubang kemaluannya.

"Ooh.., nikmatnya!" gumam Theo sambil membelai-belai kedua belah pipi gadis itu. Belaian mesra yang mengalir dari lubuk hatinya yang paling dalam. Belaian ungkapan kasih sayang dan tanda terima kasih!

Sambilmenengadah dan membuka kelopak matanya, Debby terus mengulum dan menjilat-jilat. Tak ada lendir berwarna susu yang mengalir dari sudut bibirnya. Tak ada setetes pun yang menempel di dagunya. Dan tak ada pula lendir yang tersisa di cendawan kemaluan Theo! Bersih. Semua ditelan! Gadis belia itu 'membayar' tuntas kenikmatan yang ia dapatkan sebelumnya!

Tak lama kemudian, Theo menghempaskan pinggulnya ke atas karpet. Ia merasa sangat lemas. Lunglai. Ia tak mampu berdiri lebih lama lagi. Debby tersenyum puas. Ia pun bangkit dari sofa, dan kemudian duduk di pangkuan Theo. Kedua belah kakinya melingkari pinggang lelaki yang masih terengah-engah itu. Posisi duduknya menyebabkan vaginanya bersentuhan dengan batang kemaluan yang mulai mengkerut. Terasa hangat dan mesra.

"Puas?" tanya gadis itu.
"Puas banget!" jawab Theo.
"Enak lendirku?" sambungnya.
"Enak banget!"
"Mau lagi?"
"Ha?!" jawab Debby sambil mencubit pipi Theo dengan manja.
"Kapan-kapan ya, kita nabung dulu."
"Nabung apaan?"
"Nabung pipis!"

Dan mereka serentak tertawa. Renyah. Lalu saling berangkulan dengan mesra. Pipi mereka saling bersinggungan. Kedua belah tangan membelai-belai punggung pasangannya. Kemudian masing-masing berbisik langsung ke telinga pasangannya.

"Theo suka pipis Debby!"
"Debby suka pipis Theo!"

Tamat

Si Kembar yang Menggairahkan


Badan Adi terasa pegal-pegal pagi itu, setelah kemarin malam tiba di rumah bibinya di Tasikmalaya. Perjalanan dari Jakarta dengan bis selama lebih dari lima jam membuatnya lelah. Karenanya pagi itu bibinya menyuruhnya untuk dipijat guna melemaskan otot-ototnya.

Semula Adi menolak karena dia tidak terbiasa dipijat. Tetapi setelah dia tahu yang akan memijatnya adalah Dea, perempuan yang setiap pagi membantu bibinya sehari-hari dan menyiapkan segala keperluan sebelum kepasar untuk berjualan, akhirnya Adi berminat juga. Sebagai anak SMA, pikiran-pikiran kotor tentang dipijiti perempuan melintas dibenaknya, siapa tahu dapat bonus setelah dipijat.


Sebelumnya Adi telah melihat Dea pagi itu ketika mempersiapkan keperluan bibinya yang akan berjualan di pasar. Dea perempuan berusia dua puluhan tahun, berwajah sangat lumayan dengan kulitnya yang kuning langsat dan tubuhnya yang padat berisi, terlihat dibalik kebaya yang dipakainya. Dea bukanlah pembantu, tugas utamanya hanya menemani sambil menunggui rumah ketika bibinya yang janda berdagang dipasar. Ia masih kerabat jauh dari bibinya, sedangkan suaminya sedang bekerja di Arab Saudi.

Kini sambil tengkurap dilantai beralaskan kasur tipis dengan hanya mengenakan kaus singlet dan kain sarung, Adi sedang menikmati pijatan Dea. Jemari tangan perempuan mulai memijati betisnya yang kaku. Pijatannya lembut tapi cukup bertenaga.

"Pijatan kamu enak, belajar dimana?", tanya Adi membuka pembicaraan.
"Ah, tidak belajar dari mana-mana, bisa sendiri", jawab Dea dengan logat Sunda yang kental.
"Oh begitu", kata Adi sambil terus merasakan pijatan.
"Sudah lama ikut Bi Karta?", tanyanya lagi.
"Sudah sekitar tujuh bulan", jawab Dea"Sejak Kang Sudin suami saya kerja ke Arab Saudi"
"Sudah lama juga ya", timpal Adi "Kang Sudin suka pulang?"
"Belum pernah, habis dikontraknya satu tahun sih. Jadi satu tahun baru boleh pulang", jelas Dea.
"Waduh lama juga ya. Apa ngga kesepian?", tanya Adi memancing.
"Yah, gimana lagi. Namanya juga cari rejeki", jawab Dea yang jemarinya mulai memijati paha Adi.

Dipijatinya paha itu mulai dari belakang lutut terus keatas menyusup kebalik kain sarung yang dipakai Adi. Dea agak jengah ketika tangannya menyusup hingga pinggul Adi dan menyadari pemuda itu tidak pakai celana dalam. Mukanya agak memerah tetapi tetap diteruskan pijatannya.

Bahkan sambil merenggangkan kedua paha Adi, tangannya menyusuri pijatan hingga mendekati pangkal paha. Dan karena licin oleh minyak, jemarinya nyelonong hingga menyentuh biji peler Adi.

"Aduh jangan disodok dong!", seru Adi pura-pura kaget.
"Aduh maaf, licin sih", ucapnya menahan malu. "Habis aden tidak pakai celana sih"
"Eh maaf, saya pikir biar semuanya kepijat", jawab Adi nakal.

Akhirnya setelah bagian paha Dea pindah kebagian pinggang dan Adi membuka kaus singletnya ketika pijatan itu terus kepunggung dan pundaknya.
Pijatan Dea memang terasa enak buat Adi atau karena yang memijatnya perempuan. Tapi yang terang selusuran jemari berminyak disekujur badannya telah membuat Adi merem-melek bersensasi, hingga tanpa sadar secara perlahan batang kontolnya menegang. Hal ini yang membuatnya gelagapan ketika Dea menyuruhnya terlentang untuk dipijat bagian depan.

"Eh bagian depannya juga ya?", tanyanya gugup.
"Iya, biar sekalian", jawab Dea terdengan merdu di telinga Adi.

Dengan perlahan diputar tubuhnya celentang, sementara tangannya sibuk membereskan kain sarungnya agar acungan batang kontolnya tidak terlihat.
Sebenarnya Dea tahu apa yang terjadi, tapi ia pura-pura tak melihat dan sambil tersenyum kecil meneruskan pijatannya mulai dari kaki lagi.

Sambil berbaring Adi berusaha bersikap tenang dan menikmati pijitan Dea sambil menatapi wajah Dea yang menunduk. Wajah Dea cukup menarik, rambutnya yang panjang digelung kebelakang, hidungnya bangir, bibirnya yang merah alami dengan bulu-bulu hitam halus diatasmya, mengingatkan Adi pada penyanyi dangdut Iis Dahlia. Demikian juga dengan tangannya berbulu halus.

Dan sesuatu yang menyembul dibalik baju kebayanya membuat Adi semakin naik spaning. Baju kebaya dengan belahan yang cukup rendah telah menampilkan juga belahan buah dada Dea yang putih. Ditambah dengan posisi Dea yang berlutut dan membungkuk, hingga belahan itu semakin mencuat. Apalagi kedua tangannya yang sedang memijat menekan buah dadanya dari samping sehingga gunung kembar yang padat berisi itu makin membusung.

Adi menelan ludah melihat itu sehingga membuat batang kontolnya semakin tegang, dan dengan malu-malu diberesi kain sarungnya agar menyamarkan tonjolan yang terjadi. Adi semakin gelisah ketika tangan Dea mulai merambahi pahanya. Disamping semakin jelasnya pemandangan pada buah dada itu, juga karena pijatan jemari Dea semakin mendekati pangkal pahanya.

Dea juga telah melihat perubahan itu sejak tadi. Perlahan hasratnya sebagai perempuan yang ditinggal lama oleh suami, bangkit. Tapi ada keraguan di dirinya, antara hasrat yang mulai menggelora dan kesetiaan kepada suami. Sambil menimbang-nimbang, jemari tangannya terus memijati kedua paha Adi yang kain sarungnya telah tersingkap keatas hingga hanya menutupi pangkal pahanya.

Adi pemuda delapan belas tahun yang masih hijau soal seks. Pengetahuan yang didapatnya cuma dari cerita teman, buku dan VCD porno. Hingga menghadapi situasi itu membuat dirinya grogi. Mau menerkam dia takut Dea berteriak dan menuduhnya mau memperkosa. Dia belum bisa melihat dan membedakan reaksi seorang perempuan.

Akhirnya dia memilih diam dan terus menikmati pijatan Dea yang kini makin keatas menyusup kebalik kain sarungnya. Jemari Dea memijiti pinggul dikiri kanan pangkal paha Adi. Hal mana membuat Adi semakin blingsatan apalagi secara sengaja atau tidak jemari Dea sesekali menyentuh bulu-bulu jembutnya.

"Manuknya bangun ya?", tanya Dea akhirnya sambil tertawa kecil menyadari ‘burung’ diselangkangan pemuda itu semakin mengacung.

Hasratnya rupanya telah mengalahkan kesetiaan. Tapi seperti juga Adi, Dea masih ragu-ragu terhadap reaksi pemuda itu.

"Ehh.. Iya", jawab Adi gelagapan "Habis pijitan kamu enak sekali sih"
"Ah masa, tapi itu artinya aden normal", kata Dea menimpali.
"Eceu ngga apa-apa, ngga tersinggung?", tanya Adi.
"Ah nggak apa-apa, saya pan sudah biasa lihat punya suami", jawab Dea makin berani.
"Oh iya", kata Adi juga semakin berani.
"Ngomong-ngomong bagus mana punya saya sama punya Kang Sudin?", tanyanya lagi.
"Ah mana saya tahu, sayakan belum pernah lihat punya aden", jawab Dea memancing.
"Kalau mau lihat, ya dibuka saja", kata Adi sambil menyibakkan kain sarungnya hingga mencuatlah batang kontol yang telah sepenuhnya ngaceng.

Dea sedikit terkejut tapi dilihat juga batang kontol yang sudah tegang itu.

"Bagaimana?", tanya Adi bernafsu.
"Eeee...nggg... Sama saja bagusnya. Cuma punya aden lebih besar dan panjang", jawab Dea sambil tertawa kecil dan tak sadar jemarinya yang memang berada disekitar pangkal paha itu mulai membelai bulu-bulu jembut keriting yang mulai tumbuh subur.

"Kata orang, perempuan lebih suka burung yang gede", pancing Adi berani.
"Ah, kata siapa", jawab Dea tersipu sambil matanya tetap menatap batang kontol pemuda itu yang mengangguk-angguk, sementara itu jemarinya masih membelai bulu jembut menghitam dan nafasnya mulai memburu. Heran juga dia, masih bocah tapi burung nya sudah sebesar itu.

Memang batang kontol Adi lebih besar dan panjang dari kepunyaan Sudin suaminya. Dan Dea juga telah mendengar dari Iis sudaranya, semakin besar batang kontol lelaki semakin nikmat hujamannya dirasakan oleh memek perempuan.

"Ya kata orang, saya juga belum tahu", jawab Adi.
"Belum tahu. Memang aden belum pernah melakukan?", tanya Dea antusias.
"Belum, sayakan masih perjaka ting-ting nih. Ajarin dong", kata Adi semakin berani.
"Ah aden bisa saja, diajarkan apa sih?", tanya Dea pura-pura bodoh.
"Diajarin bagaimana melakukannya", kata Adi yang tangannya sudah memegang tangan Dea dan mendorongnya agar menyentuh batang kontolnya.

Dan Dea menuruti dengan membelai perlahan otot tegang itu.

"Benar aden belum pernah?", tanya lagi.
"Berani sumpah", kata Adi meyakinkan", melihat perempuan telanjang saja saya belum pernah"

Dea semakin tergerak, jemarinya semakin berani meremasi batang kontol Adi, yang membuat pemuda itu semakin bernafsu. Demikian juga dengan Adi, tangannya mulai berani merabai buah dada Dea dan meremasnya. Dea mengelinjang menikmati remasan itu. Telah lama ia tidak menikmati sentuhan lelaki.

Dan Adi semakin berani, jemarinya mulai membuka satu-persatu peniti di baju kebaya Dea yang telah pasrah. Mata Adi berbinar ketika peniti itu telah lepas semua dan buah dada ranum yang masih terbungkus oleh BH semakin menonjol keluar.

Segera saja ia bangkit duduk dan memegang pundak Dea yang juga bersimpuh pasrah. Dipandanginya seputar belahan putih mulus yang juga ditumbuhi bulu-bulu halus, kontras dengan kulitnya yang putih. Diusap-usapnya belahan dada itu perlahan yang membuat Dea semakin bergetar dan tangan Adi terus naik ke leher hingga ke dagu.
Diangkatnya dagu itu hingga muka Dea menengadah. Matanya terlihat pasrah namun menyimpan hasrat yang mengelora. Bibirnya merekah basah, mengundang untuk dikecup. Maka diciumnya bibir merah merekah itu dengan bernafsu.

Dea pun menyambut ciuman itu dengan hangat, sementara tangannya makin keras meremasi batang kontol Adi. Dan tangan Adi juga tidak tinggal diam, setelah membuka baju kebaya Dea, segera saja tangannya membuka pengait BH yang membungkus buah dada yang montok itu. Maka mencuatlah sepasang gunung montok yang sedari tadi menarik minat Adi.

Dea secara refleks semakin meremas dan mengocok batang kontol Adi ketika pemuda itu dengan bernafsu meremasi buah dadanya yang telah terbuka. Sementara itu ciuman mereka semakin bernafsu. Meski belum pernah bercinta dengan perempuan tapi soal ciuman dan rabaan, Adi cukup pengalaman. Hanya sebatas itulah yang dapat dilakukan bersama pacarnya, Dewi.

Adi mengeluarkan semua jurus menciumnya, lidahnya menjulur menjelajah ke dalam mulut Dea. Demikian juga dengan Dea, berusaha mengimbangi dengan kemampuan yang dimiliki. Melihat kemampuan pemuda itu, Dea ragu akan pengakuannya belum pernah bercinta dengan perempuan. Namun nafsu yang kian menggebu menghapus semua keraguannya, yang penting hasratnya harus tertuntaskan.

Setelah puas menciumi mulut Dea, perlahan mulutnya mulai menyusuri leher perempuan itu terus kebawah ke belahan dadanya yang ranum. Dea mendesah ketika ujung lidah Adi mulai menjilati seputar buah dadanya yang ranum, terus ke putingnya yang semakin mengeras dan menghisapnya seperti bayi.

"Ahh.. Den, gelii.", rintih Dea.

Adi dengan bernafsu terus meremasi dan menghisap buah dada ranum yang itu. Dikeluarkan semua jurus bercinta yang dia ingat, untuk memuaskan hasratnya yang kian menggebu. Baru pertama kali itulah ia menciumi buah dada wanita secara utuh. Dengan Dewi pacarnya hanya sebatas meraba dan meremas, itu pun masih berpakaian.

Buah dada Dea yang padat berisi memang sangat menarik hasrat lelaki. Bentuknya padat berisi, tidak terlalu besar tapi montok. Ditambahi dengan bulu-bulu halus disekitarnya menambah daya tarik alias semakin nafsuin. Demikian juga dengan Adi dengan tidak puas-puasnya mulut dan tangannya secara bergantian meremasi dan melumati sepasang gunung montok nan lembut.

Dea dengan penuh gairah menikmati semua sentuhan itu. Dan Adi yang batang kontolnya terus dirangsang remasan tangan Dea, secara perlahan nafsunya semakin tinggi. Kocokan dan remasan itu dirasakan semakin nikmat sehingga batang kontolnya semakin tegang dan sensitif.

Seketika Adi bangkit berlutut dan melepaskan kulumannya dari buah dada Dea. Batang kontolnya yang telah sepenuhnya tegang itu ditempelkan diantara buah dada Dea yang montok dan digesek-gesekkan turun-naik. Dea mula-mula bingung, tapi kemudian mengimbangi dengan menekan kedua buah dadanya hingga batang kontol itu terjepit diantaranya.

Hal ini semakin menambah kenikmatan bagi Adi yang semakin giat mengesekkan batang kontolnya. Demikian juga dengan Dea yang baru pertama melakukan posisi itu, dirasakan ada sensasi lain batang kontol lelaki mengesek-gesek diantara belahan dadanya. Sementara itu Adi juga merasakan sensasi yang sama, sehingga tidak beberapa lama kemudian Adi merasa bahwa ia akan segera orgasme, maka dipercepat kocokannya dan tanpa bisa dicegah muncratlah cairan hangat dari lubang kontolnya yang masih terjepit diantara buah dada Dea.

"Ahc...!", rintih Adi sambil melepaskan hasratnya.
"...!...!...!"

Sesaat Adi merasa persendiannya meregang oleh perasaan nikmat yang beberapa detik dirasakan.
Dea terkejut tidak menyadari pemuda itu telah orgasme. Dea baru sadar ketika dadanya yang menjepit batang kontol itu dilumuri cairan hangat yang sebagian lagi memerciki leher dan dagunya.

"Hi hi.. Sudah keluar ya den?", kata Dea terkikik melihat batang kontol pemuda itu menumpahkan lahar panasnya diantara jepitan buah dadanya.

Tapi jepitan buah dadanya pada batang kontol itu tidak dilepaskan, Dea juga merasakan nikmat ketika seputar dadanya terasa hangat oleh percikan cairan putih kental yang dikeluarkan kontol pemuda itu.

"Habis jepitan kamu enak sekali", jawab Adi menutupi rasa malunya.

Sebenarnya posisi itu dilakukan reflek saja ketika dirasakan mendekati orgasme. Dia tiba-tiba teringat film porno yang pernah ditonton dan ingin mempraktekkannya, dengan hasil nikmat yang luar biasa.

Keduanya kemudian terduduk. Dea sibuk membersihkan lumuran sperma didadanya dengan melap pada kainnya yang sudah terlanjur terkena. Nafasnya masih memburu. Sementara Adi masih mengatur nafasnya sambil membersihkan batang kontolnya yang masih separuh tegang. Nampak keduanya masih bernafsu untuk meneruskan ronde selanjutnya.

Terutama Dea, yang nafsu birahinya belum terlampiaskan, yang lalu bangkit berdiri dan segera membuka kainnya sambil mengeraikan rambutnya yang panjang. Adi penatap perempuan itu yang cuma memakai celana dalam. Tubuh telanjang Dea memang semakin terlihat menggairahkan.

Postur tubuhnya sedang saja dengan kulit putih khas gadis Sunda. Lekukan-lekukan ditubuhnya itulah yang membuat birahi lelaki langsung"konak". Buah dadanya menggantung padat berisi dengan puting kemerahan yang sudah berdiri tegak mengacung di kedua puncaknya, serta pinggang yang ramping dan pinggul yang montok.
Kakinya dihiasi paha yang berisi dan betis yang ramping mulus. Semuanya, meski Dea gadis desa, terkesan terawat.
Apalagi ketika Dea membuka celana dalamnya, semakin jelasnya keseksian perempuan itu. Terpampanglah dengan jelas pangkal paha dengan bulu-bulu jembut menghitam lebat, kontras dengan kulitnya yang putih. Bulu-bulu jembut itu tidak hanya tumbuh di seputar pangkal pahanya tapi merebak tipis keatas hingga ke sekitar pusarnya.

Adi menelan ludah, perlahan batang kontolnya mulai bangkit. Hal itu memang yang dimaksud Dea untuk segera menaikkan nafsu pemuda itu.

"Tubuh kamu bagus betul, mengairahkan", kata Adi sambil menelan ludah dan segera bangkit berdiri hingga mereka saling berhadapan.

Batang kontol Adi yang telah tegang mengacung bebas yang segera ditangkap tangan Dea dan diremas-remasnya. Demikian juga dengan Adi. Tangannya segera menggerayangi buah dada ranum yang mempesonanya. Sementara tangan yang satunya menyusuri ke selangkangan Dea. Dirabanya bulu-bulu jembut yang lebat dan hitam itu. Dan sesuatu dibaliknya pastilah lebih menggairahkan.
Dea mendesah ketika jemari pemuda itu mulai merambahi bagian-bagian sensitifnya, lalu mereka saling berciuman kembali untuk semakin menaikkan nafsu masing-masing.

"Oh den..., terus den... Ah..!", rintih Dea kian bernafsu ketika jemari Adi mulai menyusup ke selangkangannya dan menyentuh bibir memeknya yang telah basah.

Dengan ujung jarinya disusupkan ke belahan memek Dea yang telah merenggangkan kedua pahanya.

Kembali Adi ingin mempraktekkan film porno yang pernah ditontonnya. Disuruhnya Dea untuk berbaring terlentang sedangkan ia berada diatasnya. Kepalanya tepat diatas selangkangan Dea dan selangkangannya diatas kepala Dea.
Dea mula-mula bingung. Didepan mukanya batang kontol yang mengacung menggantung tegang seolah mau menghujamnya. Dengan polos batang kontol itu cuma diremas-remas. Tubuh Dea bergetar ketika dirasakan tangan, mulut dan lidah Adi mulai menjelajahi bibir memeknya dengan penuh nafsu.

Memang Adi mulai merambah lembah di pangkal paha wanita itu. Disibakkannya bulu-bulu jembut keriting yang melingkari lubang memek di selangkangan Dea. Matanya nanar melihat kemaluan perempuan untuk yang pertama. Belahan itu terlihat lembab dan ketika dengan jemarinya dikuakkan, terlihatlah memek yang putih kemerahan telah basah karena lendir birahi. Dengan tidak sabar dicium dan dijilatinya belahan itu. Harum.

"Ah...den, geli..."Rintih Dea menikmati sentuhan lidah pada memeknya yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Sudin suaminya dalam bercinta tidak memakai teknik macam-macam, mencium bibir, meraba dada, lalu langsung memasukan batang kontol ke dalam memeknya. Dan gayanya itu-itu juga, Sudin diatas, Dea dibawah. Beberapa menit kemudian Sudin keluar tanpa memperdulikan apakah istrinya juga puas. Selama Dea menikah dia belum pernah merasakan dan tahu tentang orgasme.

Karena itu apa yang dilakukan Adi terhadapnya merupakan pengalaman pertama yang sangat menggairahkan. Sekarang bukan Dea yang mengajari Adi tapi sebaliknya Adi yang pegang kendali.

‘Ayo dong De, manukku dihisap", kata Adi ketika dirasakannya Dea hanya memegang dan meremasi kontolnya saja.

Dea tertegun, ia belum pernah melakukannya, tapi keinginan tahunya lebih besar untuk mencoba. Perlahan didekatkan batang kontol dalam genggaman tangannya yang telah tegang itu k emulutnya yang terbuka. Terasa asing ketika kepala kontol yang keras dan kecoklatan itu menyentuh bibirnya.

"Pakai lidahnya De, jilati", perintah Adi.

Dea menuruti, ujung lidahnya perlahan dijulurkan menyentuh kepala kontol dan mulai menjilati.

"Ah.. Ya terus De begitu, nikmat euy!", desah Adi diantara kesibukannya merambah hutan lebat berdanau hangat.

Sentuhan lidah Dea terasa nikmat, tapi Adi ingin yang lebih hot. Maka diturunkan pinggulnya hingga batang kontolnya itu semakin masuk kemulut Dea.
Dea menyambutnya dengan membuka mulutnya lebih lebar hingga kepala kontol yang besar itu masuk semua ke dalam mulutnya yang kecil. Digunakan lidahnya untuk mengelitik dan menghisap kepala kontol itu yang membuat Adi menggerinjal kenikmatan.

Dea ternyata cepat belajar. Kini mulut dan lidahnya semakin aktif mengulum dan menjilati batang kontol pemuda itu, meski masih kaku tapi tetap dirasakan Adi nikmatnya luar biasa. Dea juga merasakan sensasi lain dalam melakukannya, mengingatkannya sewaktu mengulum es lilin, disamping juga nikmat yang dirasakan dari jilatan lidah Adi di lubang memeknya.
Mulut mereka terus melakukan tugasnya masing-masing. Keduanya sama-sama belum pengalaman melakukannya, karenanya buat mereka sensasi yang dirasakan sangat luar biasa.

Adi yang berencana hanya dua hari di rumah bibinya bertekad selama mungkin tinggal dirumah bibinya untuk dapat terus bercinta dengan perempuan yang telah membuatnya kepelet. Sepuluh kali sehari juga dia sanggup melakukan. Dia merasa tidak rugi keperjakaannya hilang oleh perempuan ini.

Demikian juga dengan Dea, pengalaman yang tengah dialami kini telah membuatnya mabuk kepayang. Belum pernah selama ini dia merasakan nikmat yang sangat mengebu saat bercinta seperti sekarang. Kulumanan dan jilatannya pada batang kontol dan lubang memeknya yang dijilati mulut pemuda itu membuat seluruh tubuhnya bergetar dialiri setrum kenikmatan yang memabukkan. Hingga gairahnya semakin meninggi dan tanpa disadari orgasme yang belum pernah dirasakan melandanya.

"Aduh gusti..! Achh..!", desahnya parau ketika dirasakan sesuatu didalam memeknya berdesir-desir dan menjalar keseluruh tubuhnya mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah dirasakan. Tiba-tiba tubuh Dea menjadi sangat sensitif mengerinjal kegelian menerima jilatan mulut Adi, hingga ditolaknya tubuh pemuda itu dari atas tubuhnya.

"Hi..hi geli ah!...", desisnya menahan tawa.

Adi bingung menanggapi kelakuan Dea, dia juga sama bodohnya.

"Eh kenapa sih?", tanyanya bingung melihat Dea yang berbaring meringkuk mendekapkan kedua tangannya kedada sambil senyum-senyum.
"Engga tahu ya, perasaan tadi mau pipis tapi cuma terasa keluar didalam dan tiba-tiba kerasa geli semua", jawabnya juga bingung.
"Oh begitu, itu artinya kamu tadi orgasme", kata Adi setelah menganalisa jawaban Dea.
"Orgasme ?, apa itu?", tanya Dea masih bingung.
"Itu sama seperti saya tadi keluarin air mani", jawab Adi.
"Oh begitu, tapi kok ngga keluar keluar airnya?", tanyanya lagi.
"Itu karena Eceu perempuan, keluarnya di dalaem", jawab Adi sekenanya, soalnya dia juga kurang paham masalah itu disamping nafsunya masih tinggi belum terlampiaskan.
"Ayo atuh dilanjuntukan, si otong masih ngaceng nih", ajak Adi sambil mengacungkan batang kontolnya yang memang masih tegang.

Dea tersenyum penuh arti langsung berbaring celentang dengan kaki ditekuk dan kedua pahanya mengangkang. Rambutnya yang panjang tergerai di atas kasur. Adi segera pengatur posisi diatas tubuh Dea. Rupanya Adi ingin segera melakukan hubungan sex yang sebenarnya.

Dengan berdebar diarahkan batang kontolnya ke lubang memek Dea yang sudah basah. Tubuhnya berdesir ketika kepala kontolnya menyentuh bibir memek yang telah merekah.

"Ahhh..!", desis Dea merasakan nikmat sentuhan dan selusuran kepala kontol Adi yang besar di lubang memeknya yang sempit.

Adi perlahan mendorong pinggulnya hingga kepala kontolnya semakin meyelusup ke belahan memek yang telah basah itu.

"Ah..den terus masukin", desis Dea memberi semangat.

Telah beberapa bulan lubang memeknya tidak disinggahi kontol lelaki hingga debaran yang dirasakan seperti pada malam pertama.

Demikian juga dengan Adi, selusuran batang kontolnya pada lubang memek Dea yang lembut mendatangkan sensasi yang selama ini cuma dia angankan lewat mimpi. Dengan kekuatan penuh didorongnya batang kontolnya menerobos lubang kenikmatan yang paling dalam.

"Aduh gusti!", teriak Dea tertahan merasakan hujaman batang kontol yang besar dan keras itu ke lubang memeknya yang sempit.

Memang batang kontol Adi yang besar cukup seret masuk ke dalam lubang memek Dea yang meskipun sudah tidak perawan tapi masih cukup sempit.
Untung cairan birahi di dalam lubang memek Dea cukup licin hingga membantu masuknya batang kontol itu lebih dalam.

"Ah..! enak euy!", desis Adi ketika seluruh batang kontolnya telah tertancap di lubang memek Dea yang merasa nyeri sedikit pada lubang memeknya akibat besar dan panjangnya batang kontol itu. Tapi perasaan nyeri itu tak lama hilang ketika perlahan Adi mulai mengerakkan batang kontolnya keluar masuk lubang memeknya.

Dea merintih kenikmatan merasakan gesekan di dalam lubang memeknya, kedua pahanya semakin diregangkan. Demikian juga dengan Adi, gerakan maju mundur batang kontolnya di dalam memek Dea betul-betul mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.

Adi merasa semakin bernafsu mengerakkan batang kontolnya yang kian keras dan tegang, hingga mendatangkan rasa nikmat yang selama ini cuma dihayalkan lewat mimpi. Kini secara nyata ia melakukan persetubuhan dengan perempuan yang bukan saja cantik dan bertubuh indah, tapi juga goyangan pinggulnya memberi kenikmatan yang lebih.

Memang Dea yang secara tak sadar berusaha mengimbangi gerakan Adi di atasnya, menggerak-gerakkan pinggulnya bagaikan penari jaipongan. Memutar, kadang menghentak maju. Hal mana membuat Adi semakin syurr.

"Ah ! De, yeah begitu. Enak sekali!", desis Adi.
"Ayo den, goyang terus biar tuntas", dea juga tidak mau kalah memberi semangat.

Dan mereka semakin hot mengerakkan tubuhnya untuk mencari kenikmatan masing-masing. Mereka tidak memperdulikan lagi keadaan sekelilingnya, dalam pikiran mereka cuma ada bagaimana mencapai kenikmatan setinggi mungkin. Tanpa mereka sadari sepasang mata memperhatikan perbuatan mereka dari balik jendela. Sepasang mata yang berbinar penuh nafsu.

Adi mendekap tubuh Dea dan membalikkan posisi mereka menjadi Adi di bawah dan Dea diatas.

"Ayo De, goyanganya", pinta Adi agar perempuan itu lebih aktif.

Dan Dea yang berada diatas menjadi lebih leluasa menggerakkan pinggulnya, bukan hanya naik turun tapi juga memutar.

"Ah!", desis Adi ketika terasa batang kontolnya bagai dipelintir bila Dea memutar pinggulnya seperti orang sedang mengulek.

Tangan Adi tidak tinggal diam, diremasinya buah dada montok yang menggantung itu sehingga mendatangkan rangsangan bagi Dea.
Tubuh Dea menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Belum pernah dia merasa senikmat ini dalam melakukan senggama. Semua gerakannya dilakukan secara naluri, karena dia belum pernah melakukannya dalam gaya demikian, tapi benar-benar mendatangkan kenikmatan yang sangat.

Demikian juga dengan Adi, pengalaman pertama yang benar-benar tak akan terlupakan.
Mereka terus melakukannya dengan lebih giat. Dea yang berada diatas seolah mengendalikan permainan. Perlahan dia tahu gerakan apa yang mendatangkan nikmat yang lebih buat dirinya dan juga pemuda itu. Gerakan batang kontol yang besar dan keras di dalam lubang memeknya telah pula menggesek-gesek kelentitnya, hingga semakin menambah gairahnya.

Perlahan tapi pasti nafsu keduanya semakin tinggi. Adi merasakan batang kontolnya semakin sensitif. Demikian juga dengan Dea yang di dalam lubang memeknya semakin berdenyut nikmat, sehingga semakin dipercepat goyangannya.

"Ayo De, gayang terus sampai tuntas!", teriak Adi keenakan dan bersamaan dengan itu batang kontolnya berdenyut-denyut dan tanpa bisa dicegah memuncratkan cairan kenikmatan didalam lubang memek Dea.

"...!...!...!"
"Ahhh... Ahh!", desis Adi parau merasakan kenikmatan yang luar biasa.
"Ayo den keluarkan semuanya!", teriak Dea yang goyangannya semakin menggila karena merasakan juga nikmat oleh semburan cairan hangat dari kontol Adi didalam liang memeknya.

Sehingga tanpa disadari membuatnya mencapai klimaks yang belum pernah dirasakan.

", duh Gusti !... Nikmat!", desisnya ketika dirasakan otot-otot di dalam lubang memeknya meregang dan terasa berdesir nikmat.

Lebih nikmat dari yang dirasakan sebelumnya, karena adanya gesekan batang kontol didalamnya.

Tubuh Dea ambruk menindih tubuh Adi. Tulang-tulangnya terasa mau copot. Nafasnya memburu dengan butiran keringat membasahi sekujur tubuhnya. Adi mendekap tubuh telanjang itu. Nafasnya juga memburu. Mencoba mengingat apa yang barusan dialami, tapi sukar dibayangkan. Sementara kemaluan mereka masih saling bertaut.

Tiba-tiba mereka dikejuntukan oleh pintu samping yang terbuka. Seketika itu mereka segera melepaskan dekapan dan membereskan diri. Adi segera meraih kain sarungnya demikian juga dengan Dea segera menutupi tubuhnya dengan kain kebayanya.

Dari pintu tengah muncul perempuan muda, mirip dengan Dea. Wajahnya memerah dengan senyum yang bergairah. Rupanya perempuan ini yang mengintip perbuatan keduanya dan tak dapat menahan hasrat atas apa yang disaksikan, hingga menerobos masuk untuk nimbrung.

"Maaf ya De, Iis tidak tahan ngeliatnya", katanya sambil mendekati keduanya.
"Eh Iis, ada apa?", tanya Dea gugup sambil terus merapikan pakaiannya.
"Ah kamu, jangan malu-malu. Iis sudah lihat dari tadi", katanya lagi.

Adi bengong melihat semuanya. Seorang perempuan, sangat mirip Dea, berada dihadapannya.

"Eh De, punya pacar tidak bilang-bilang. Siapa ini?", tanya perempuan yang dipanggil Iis sambil melirik Adi dan tersenyum menggoda.
"Ini Den Adi, keponakannya teteh Karta", jawab Dea "Jangan bilang kang Sudin ya"
"Oh, pantes ganteng, ngga heran Dede kepincut", kata Iis menggoda.
"Maaf ya den, ini Iis saudara kembar saya", kata Dea menerangkan.
"Ya ya.."Ucap Adi baru mengerti, pantas mirip.
"Maaf ya den, bikin kaget. Habis permainan aden dan Dede seru sekali, saya jadi ngga tahan", kata Iis tanpa malu-malu.
"Eh...ngga apa-apa", jawab Adi gugup.

Dea segera menarik Iis ke kamar dan berbicara serius. Tak lama Dea keluar dengan wajah memerah dan mendekati Adi.

"Maaf ya den, Iis kepingin juga main dengan Aden", kata Dea sambil menunduk.
"Hah" Adi sedikit kaget", suaminya dimana?"
"Iis janda", jawab Dea.
"Oh begitu", kata Adi ragu.

Berarti dia harus melayani dua perempuan sekaligus, kembar lagi, pikirnya.

"Kamu sendiri bagaimana, keberatan tidak?", tanya Adi.
"Itu sih terserah Aden", kata Dea.
"Boleh deh, tapi kamu ikut juga", kata Adi.
"Maksud aden?", tanya Dea tak mengerti.
"Iya kita main bertiga", kata Adi lagi.
"Bertiga, bagaimana caranya", tanya Dea lagi.
"Gampang De, bisa diatur", celetuk Iis yang menguping pembicaraan mereka.
"Ayo den", ajak Iis tak sabar dan tanpa malu-malu segera membuka pakaiannya.

Tidak berbeda dengan Dea, Iis juga berkulit putih bersih. Hanya tubuhnya sedikit lebih tinggi. Tapi wajahnya memang mirip Dea, bak pinang dibelah dua. Dan ketika Iis telah telanjang bulat, maka sama seksinya dengan Dea. Buah dadanya padat berisi dengan puting susu yang kecoklatan, pinggangnya ramping, pinggulnya montok dengan bulu-bulu jembut di pangkal pahanya hitam lebat dan keriting.

Adi menelan ludah, tidak terbayangkan sebelumnya harus bercintaaesi dengan dua perempuan kembar sekaligus.
Iis ternyata lebih agresif dari Dea. Didekatinya Adi dan langsung mengulum bibir pemuda itu dengan bernafsu membuat Adi sedikit gelagapan dan mencoba mengimbangi. Maka keduanya terlibat dalam cumbuaan yang bergelora disaksikan Dea yang masih tertegun.

Pengalaman hari ini benar-benar luar biasa bagi Dea. Pertama kali ia tidur dengan lelaki lain yang bukan suaminya dan mendapatkan kenikmatan yang menggetarkan. Sekarang ia menyaksikan saudara kembarnya sedang bergelut mesra dengan Adi. Baru pertama itu dia menyaksikan perempuan dan lelaki bercinta, di depan matanya pula.

Tanpa sadar ia menyimak semua perbuatan mereka dengan gairah yang perlahan bangkit. Iis memang lebih punya pengalaman dengan lelaki. Ia telah kimpoi cerai dua kali. Sedangkan tidur atau selingkuh dengan lelaki lain entah sudah berapa banyak. Karena itu Iis lebih aktif dan tahu bagaimana mencumbui lelaki dan memberikan rangsangan bagi pasangannya dan dirinya.

Kini mulutnya mulai merambahi dada Adi yang telah terlentang pasrah, sementara tangannya telah meremasi batang kontol besar yang telah tegang itu. Jilatan lidahnya didada Adi memberikan rangsangan yang nikmat bagi pemuda itu. Apalagi ketika mulutnya semakin turun kebawah , ke perutnya terus ke pangkal pahanya.

Adi merem-melek keenakan ketika batang kontolnya mulai dijilati mulut Iis dengan penuh nafsu. Kuluman dan jilatan mulut Iis memang jauh lebih pintar dari Dea yang masih amatiran. Apalagi ketika Iis mengajak Dea untuk ikut nimbrung menjilati batang kontol yang semakin tegang mengeras itu.

Dengan patuh Dea, yang juga telah dilanda nafsu, mengikuti ajakan Iis. Maka batang kontol itu kini dikerubuti oleh jilatan dan kuluman mulut dua perempuan kembar. Iis seperti mengajari Dea bagaimana caranya memperlakukan kemaluan lelaki. Karena sehabis ia melakukan gerakan tertentu dengan mulutnya, disuruhnya Dea melakukan hal yang sama. Sehingga batang kontol Adi secara bergantian dikulum, dijilat dan dihisap oleh mulut kedua perempuan kembar itu. Adi benar-benar merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu, tubuhnya bergetar menahan rangsangan yang sedang melandanya.

Sementara itu Adi juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya juga mulai merambahi pinggul kedua perempuan itu yang menungging. Tangannya merambahi belahan kemaluan si kembar yang juga telah merekah. Dengan jemarinya dirabai bibir kemaluan diantara lembah berbulu lebat itu.Jari tengahnya disusupkan kedalam lubang memek yang basah setelah sebelumnya mengelitiki kelentit yang membuat kedua perempuan itu mengelinjang geli.

"Ayo den terus, enak ah!", desis Iis keenakan.

Ketiganya terus saling merangsangi pasangannya hingga akhirnya Iis menghentikan kulumannya dan bangkit. Rupanya ia telah sangat bernafsu untuk menuntaskan birahinya. Langsung saja diatur posisinya sambil berjongkok mengangkangi batang kontol yang tegang dan masih dipegang Dea.

"Ayo De arahkan", pintanya.

Diturunkan pinggulnya dan Dea dengan patuh mengarahkan batang kontol Adi yang dipegangnya ke lubang memek Iis yang merekah basah.
Iis segera menekan pinggulnya ketika kepala kontol itu telah tepat didepan lubang memeknya, sehingga dengan lancar batang kontol itu terhujam masuk ke dalam lubang kenikmatannya.

"Duh bapa!", desisnya merasakan nikmat ketika batang kontol yang besar dan keras itu mengelorosor masuk kedalam lubang memeknya yang telah gatal-gatal nikmat.

Adi juga merasakan kenikmatan yang sama dan semakin nikmat ketika Iis mulai mengerakkan pinggulnya turun naik dengan berirama. Adi mulai bisa merasakan bahwa goyangan Iis memang lebih pintar tapi lubang memek Iis terasa lebih longgar dibandingkan punya Dea. Mungkin karena Iis telah tidur dengan banyak lelaki sehingga lubangnya terasa lebih besar.

Tidak demikian dengan Iis hujaman batang kontol Adi dirasakan cukup besar dan keras sehingga mendatangkan kenikmatan yang sangat.
Tubuh Iis menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Ditariknya Dea yang bengong agar menempatkan selangkangannya diatas mulut Adi untuk dijilati.

Maka kembali ketiganya terlibat dalam pertandingan yang seru dan nikmat. Adi sambil celantang menikmati batang kontolnya yang keluar masuk memek Iis sambil mulutnya mulai menjilati lubang memek Dea yang setengah berjongkok dengan kedua paha yang mengangkang. Sementara mulut Dea ikut pula melumati puting buah dada Iis yang sudah berdiri tegak dengan sombongnya karena birahi yang amat sangat yang melandanya.

Hujaman kontol Adi di lubang memeknya dirasakan sangat nikmat oleh Iis, entah karena sudah cukup lama tidak melakukan persetubuhan atau memang karena kontol itu panjang dan besar. Sehingga makin lama gerakan dan goyangan pinggul Iis makin menggila karena dirasakan puncak syahwatnya semakin dekat. Akhirnya dengan gerakan yang menghentak ditekannya pinggulnya kebawah sehingga batang kontol itu menghujam sedalam-dalamnya kedalam lubang memeknya.

"Duhh...!... Ahhhh!", pekiknya panjang ketika dirasakan sesuatu berdesir didalam lubang memeknya dan mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.

Tubuhnya terasa lunglai dan ambruk mendekap tubuh Dea yang masih menjilati buah dadanya.

"Aduh De enaknya..", desisnya.
"Sudah keluar Is?", tanya Dea yang dijawab Iis dengan anggukkan.
"Ayo atuh gantian, Dede juga sudah mau lagi", kata Dea tidak malu-malu lagi.

Iis sebenarnya masih mau melanjuntukan gerakannya karena dirasakan batang kontol Adi yang masih terhujam di lubang memeknya masih terasa mengacung.

"Silakan", kata Iis sambil bangkit dan terlepaslah pertautan kemaluan mereka.

Memang batang kontol Adi masih keras mengacung. Rupanya kondisi Adi masih fit biarpun telah bertempur dengan dua perempuan. Kini ia ingin cari posisi lain, disuruhnya Dea menungging dan disodok dari belakang.
Pinggul Dea yang putih mulus dan montok mendongak keatas dengan belahan jembutnya yang berbulu lebat mengintip diantara pangkal pahanya. Adi menelan ludah melihat pemandangan itu. Sambil mengelus-elus batang kontolnya didekati pinggul perempuan itu yang sudah menunggu. Diarahkan batang kontolnya kebelahan yang terjepit diantara paha yang juga putih mulus.

Dengan dorongan lembut dimasukan batang kontolnya kedalam lubang memek itu. Terasa sempit karena dengan posisi itu lubang memek itu terjepit kedua paha.

"Ah...!", desis Dea ketika dirasakan batang kontol yang besar dan tegang menyelusup kedalam lubang memeknya.

Dengan memegang pinggul gadis itu perlahan digerakkan pinggulnya sehingga batang kontolnya mundur maju didalam lubang memek yang masih terasa sempit itu. Dea menggigit bibirnya merasakan nikmat demikian juga dengan Adi, gesekan batang kontolnya didalam lubang memek itu mendatang sensasi yang luar biasa.

Adi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan berirama. Tubuh Dea ikut terguncang-guncang mengikuti gerakan itu.

"Ah...Den, terussss Den", desis Dea semakin bernafsu.

Sementara itu Iis juga mulai bernafsu lagi menyaksikan adegan yang tengah berlangsung, dengan perlahan ditempatkan tubuhnya dibawah tubuh Dea dengan kepalanya berada diantara paha Dea sedangkan pangkal pahanya yang mengangkang dibawah muka Dea untuk dijilati.

Tangan Iis merabai selangkangan Adi dan mengusap-usap biji pelernya serta merabai bibir kemaluan Dea yang sedang dihujami batang kontol Adi. Sementara Dea telah pula menjilati selangkangan Iis terutama bibir memeknya yang ditutupi rimbunan bulu-bulu jembut keriting.

Kembali ketiganya bertarung mancari kenikmatan. Adi berpikir berarti sehabis Dea, dia harus melayani Iis yang sudah mulai birahi lagi. Gila, pikirnya. Tapi ia yakin sanggup mengatasinya. Memang semangat mudanya membuatnya semakin penuh keyakinan untuk melakukannya. Maka goyangannya semakin cepat saja.

Dan Dea juga merasakan semakin nikmat, apalagi kelentitnya yang dirabai Iis membuatnya semakin naik birahi. Hingga akhirnya sesuatu mendesir didalam kemaluannya.

"Ah... Uhh... Ahhh!", pekiknya kesetanan merasakan orgasme yang kesekian kali di pagi ini.

Adi tahu Dea sudah klimaks tapi dirinya belum merasakan.

"Gantian De, memekku sudah gatel lagi", pinta Iis. Dea faham dan Adi mencabut batang kontolnya.

"Ayo Den, tuntaskan", pinta Iis masih terbaring dengan kedua kaki mengangkang.

Adi segera mengatur posisi diatasnya dan langsung menghujamkan batang kontolnya ke lubang memek Iis yang telah menganga.

"Ahh..!", desisinya sambil mendekap tubuh Adi erat.

Kembali keduanya berpacu menggapai nikmat masing-masing. Adi dengan hentakan-hentakan keras mengerakkan pinggulnya maju mundur menghujamankan batang kontolnya ke dalam liang memek Iis.

"Ayo den, tancap terus.", desah Iis menikmati hujaman Adi yang secara perlahan merasakan bahwa batang kontolnya semakin keras dan sensitif.

Demikian juga dengan Iis, lubang memeknya semakin licin dan nikmat. Nampaknya keduanya akan segera mencapai puncak persenggamaan. Mereka berpacu semakin binal dan liar. Keduanya ingin menuntaskan permainan dengan kenikmatan yang setinggi-tingginya.

Hingga akhirnya Iis mendekap keras tubuh Adi sambil melenguh kenikmatan dan bersamaan dengan itu Adi juga mengerang.

"...!...!...!"
"Ahhhh... Ahhh!", desis Adi.
"Duh bapa, enak sekali", desis Iis hampir bersamaan.

Tubuh keduanya meregang tapi berdekapan erat. Keringat bercucuran dan bersatu. Tuntas sudah pertempuran segitiga di pagi itu.

Tamat