Gajigratis.com Tanpa Keluar MODAL Tapi DAPAT KOMISI Milyaran Rupiah !!!

Kamis, 08 Juli 2010

Temanku Indra

Aku berumur 23 tahun, masih single dan kos di suatu rumah di selatan kota J.

Sejak aku berumur 18 tahun, aku merasakan bahwa minatku terhadap seks sangat besar. Meski demikian aku tidak pernah berhubungan seks sampai aku berumur 21 tahun, dan kepuasanku
hanyalah kudapatkan melalui masturbasi saja. Aku senang mengumpulkan pakaian seksi (luar dalam)..sampai sekarang, karena kuakui tubuhku memang cukup menarik dengan tinggi yang
lebih dari wanita lain (172 cm), dan buah dadaku yang merupakan aset utamaku (36B).


Aku tak perlu cerita terlalu banyak mengenai kapan pertama kali aku berhubungan seks. Itu terjadi pada saat aku mulai bekerja sebagai sekretaris dan bos-ku adalah seorang yang genit, meskipun sudah berkeluarga. Hal itu terjadi di ruang kerjanya di kantor pada satu Sabtu siang, dan tak kuduga hal itu sangat kunikmati, dan masuknya sebuah benda asing untuk pertama kalinya dalam tubuhku, meski sakit sedikit, namun kurasakan asyik, apalagi aku sering seks 'swalayan', sehingga tak sulit bagiku untuk mengimbangi ayunan tubuh bos-ku itu.

Tapi, bukan ini yang akan kuceritakan. Ada peristiwa yang sangat tak terlupakan dalam pengalamanku bermain seks...

Pekerjaanku yang sekarang mengharuskan aku banyak pergi ke luar kota. Suatu ketika aku harus pergi ke kota Y, dan kebetulan aku mendapat flight malam hari. Di pesawat, seorang laki-laki sekitar 35 tahunan, cukup tampan dan badannya kekar duduk di sebelahku. Untuk membunuh waktu, kami berkenalan dan mengobrol. Dia seorang insinyur yang juga sedang tugas, namanya Indra. Dia sudah berkeluarga. Dia akan tinggal di rumah saudaranya di Y. Tapi, kuberikan nama hotel tempatku menginap. Di sela-sela obrolan kami, dia sempat menyinggung mengenai penampilanku yang menarik.

Memang, saat itu aku memakai T-shirt tipis putih dan jeans hitam, sementara di baliknya kukenakan BH yang setengah cup tanpa tali sehingga terlihat menerawang. Sebenarnya aku membawa jas, tapi tak kupakai. Aku paham matanya berkali-kali melirik payudaraku, tetapi seakan menggoda aku kerap berlagak tak sengaja
menyentuhkan ke lengannya saat berbicara. Ketika kami berpisah di bandara, Indra menyalamiku sambil berkata ingin bertemu lagi. Aku mengangguk dan menjawab, "Ya.. kamu telpon aku aja!"
Kuakui, aku juga tertarik padanya.

Pukul 20.30 setelah aku check-in dalam kamar, aku bersiap untuk mandi, menyalakan air hangat di shower. Ketika aku sudah telanjang bulat dan setengah basah, ada ketukan pada pintu kamar. Dengan handuk melilit tubuh, kuintip melalui 'peeping hole' dan kulihat Indra di sana. Aku agak berdebar-debar, tetapi gembira. Dari dalam kusuruh ia menunggu sebentar sementara aku mencari sebuah gaun.

Kubuka pintu, dan masuklah Indra, yang saat itu sudah berganti baju dengan T-shirt hitam dan jeans hitam. Ia tampak lain, lebih muda namun matang. Melihatku menatapnya lama, ia tersenyum dan berkata, "Boleh duduk?".
"Silakan," sahutku sambil duduk tepi tempat tidur. Ia ikut duduk di sebelahku dan langsung memegang tanganku.
"Mau kubuatkan teh?" tanyaku berbasa basi, padahal aku tahu ia sudah tak kuat menahan diri.

Indra menggeleng, "Nggak haus..aku cuma mau ketemu kamu, kok. Aku nggak bisa lupa itu,"katanya sambil menunjuk buah dadaku yang menyembul sedikit dari ujung gaun pendekku. "Masak, sih??" tanyaku genit lalu perlahan berdiri, tapi mendadak sontak dia menarikku kembali ke tempat tidur hingga aku terbaring. 'Ah, mulailah pengalaman terbaruku,'begitu pikirku.

Indra menciumi bibirku, melumat-lumat, dan lidahnya bermain-main ganas dalam rongga mulutku, yang tentu saja kubalas dengan panas. Sementara, tangannya mulai memijat-mijat payudaraku, puting susuku kiri kanan, dan tubuhnya menindihku.
Aku meregangkan sedikit pahaku, dan terasa penis-nya telah menegang hebat. Di tengah-tengah ciuman hebat, aku menepis tubuhnya dan berdiri di atas ranjang.

Kubuka gaunku, hingga kedua payudaraku yang besar dan kenyal itu terbebas. Puting susuku sudah mengeras tanda akupun mulai bernafsu. Indra pun segera meraih turun celana dalamku hingga aku telanjang bulat. Bagai gadis nakal, aku melompat-lompat di atas ranjang, dan menjatuhkan diriku dengan posisi yang sangat merangsang. "Ayo, doong, buka bajumu... Aku gatel banget, nih" godaku.

Indra tak bertanya 2 kali, dan langsung melucuti pakaiannya sendiri. Ya ampun, itu kontol besar sekali! Kuperkirakan hampir 20 sentimeter, dan siap menusuk.. Aku cekikikan saat Indra menubruk tubuhku, kembali menciumiku dari mulut, turun ke leher, dan tangannya masih trampil memilin-milin puting susuku yang kian mengeras.

Aku merintih nikmat..dan dia terus menelusuri tubuhku dengan lidahnya. Ia memang jagoan.. terutama ketika dengan buas menjilati dan mengulum puting susuku. Luar biasa!!!

Ketika beberapa menit tangannya telah mengelus-elus jembut dan permukaan memek-ku hingga telah sedikit membasah, kubalikkan tubuhnya dan aku duduk di atasnya. Mulai kujilati telinganya, lalu kupijit puting susunya hingga ia terpejam. Tanganku meraba kontol raksasa di sela-sela pahanya. Terus bibirku turun hingga ke perut, ke bawah lagi menciumi pangkal pahanya... dia menegang dan mengangkat sebelah kakinya.
Kepalaku diarahkan langsung ke kontol-nya.. yah, menyerah sajalah aku dengan gembira. Kukulum sedikit ujung kepalanya sambil kumainkan lidahku diatasnya, hingga ia sedikit menggelinjang kegelian. Lalu kumasukkan semua batangnya hingga mencapai tenggorokanku. Kuhisap sedikit-sedikit dan itu membuatnya mengerang.

Indra meraih kepalaku, dan kembali lagi kita berciuman hebat dan bermain lidah. Kurasakan kehangatan di antara pahaku, tersentuh kontol-nya. Tangannya terus memilin-milin puting susuku, sampai beberapa menit kemudian aku merasa sangat basah, dan kubaringkan tubuhku ke atas tempat tidur, dan kuregangkan kakiku selebar-lebarnya. Kutepuk-tepuk memekku sambil mengajak," Ayo, sayang, masuk dooong! Kaya'nya aku udah ngga' tahan, nih!" Indra terbahak, mengambil posisi setengah merangkak, memainkan kontolnya sebentar di wajahku, meletakkanya di antara kedua payudaraku dan langsung kujepit dengannya, terus turun, perlahan menuju liang kenikmatan.

Saat ujung kepala kontolnya menyentuh permukaan memekku, aku menggelinjang kegirangan, bergoyang2 tak karuan, dan menekan pantat Indra yang sudah tidak bisa bicara lagi, agar kontolnya segera masuk. Blessss!!! Akh, akh, akhhhhh ... ke awang2 aku rasanya.

Kugoyangkan pinggulku seirama goyangan Indra. Makin cepat, makin kencang, dan secara bersamaan kami setengah menjerit... Aaaaaaaaggh!!

Aku merasakan dan mencium bau cairan yang sangat khas mengaliri dada dan perutku. Betapa indahnya malam ini...
Indra tergolek di sampingku kelelahan. Kulirik jam tanganku, pukul 22.00. Aku tersenyum dan membatin, "Aku bisa kerja full-energy besok".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar