Gajigratis.com Tanpa Keluar MODAL Tapi DAPAT KOMISI Milyaran Rupiah !!!

Jumat, 19 Maret 2010

Anton

Siang menyengat kota Yogya, dengan langkah gontai Anton berjalan di koridor kampus menuju ruang administrasi. Dia harus mendaftar ulang hari ini, hingga jam 12 siang, bila ingin ikut KKN. Rambut setengah bahu dan tak pernah berrcumbu dengan sisir, tidak membuatnya risi di tiup angin kemarau siang itu. "Siang Anton" sapa suara lembut dari ruangan sebelah kiri tempatnya dia berjalan. "Eh, siang nDah" sapanya kepada asal suara tadi. Indah, teman seangkatan Anton, dengan otak brilliannya sekarang menjadi assistent dosen. "Daftar KKN ya ton..? tanya Indah mengerlingkan mata bundarnya. "Iya non, ikutan KKN juga?" balas tanya Anton. "Iya laah, kan aku panitia" sambung manja Indah.


Siapa tak kenal Anton, cowok urakan dengan dandanan semaunya tapi memiliki otak encer serta trik halus dalam memperlakukan wanita. Andai saja Anton rajin, mungkin sudah kemarin-kemarin lulus dia, pikir Indah, Tapi peduli setan liwatlah, yang penting, sebagai salah satu cewek yang mengagumi Anton, Indah tak begitu memperhatikan hal itu.

Hatinya sedikit berbunga, mendengar kabar Anton ikut KKN, bukan karena ingin Anton segera menyelesaikan kuliahnya, terlebih Indah dapat berdekatan dengan Anton. Karena Indah sebagai assisten dosen, yang secara kebetulan dia bertugas mendampingi mahasiswa menlaksanakan KKN di suatu daerah terpencil, akan banyak kesempatan untuk mendekati Anton. Sosok Indah yang bertubuh sintal dengan dada membusung, rambut lurus sepinggang, ditambah tai lalat mampir dekat dagunya, menambah manis dan seksi.

Singkat cerita sampailah rombongan KKN di daerah terpencil, setelah pembagian penginapan yang di putuskan dalam breafing di pendopo kelurahan, Anton berlima satu rumah dengan Indah. Semua itu telah diatur Indah sebagai panitia yang mempunyai wewenang dalam pembagian penginapan, mereka mendiami belakang rumah pak Lurah, sebagai gambaran, desa tempat KKN berupa perbukitan tandus dan jauh dari kota, sarana serta prasarana sangat minim, listrik belum ternjangkau. Satu-satunya sumber mata air berjarak 300 meter dari desa. Kegiatan sehari-hari KKN adalah memberi penyuluhan kepada masyarakat yang dilaksanakan sehari penuh, anggota KKN baru kembali ke penginapan sekitar pukul 9 malam.

Satu bulan berlalu, Jumat sore setelah tugas selesai seharian, tiba giliran mahasiswa yang ingin pulang ke rumah masing-masing, anggota KKN mendapat cuti selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu.
"Gimana Ton? kamu ikut pulang? tanya Indah pada Anton.
"Yah, liat aja lah. Kalo ada yang bayarin gue pulang, kalo enggak yah jaga posko, abis semuanya pada pulang" jawab Anton sekenanya.
"Udah di sini aja nemenin aku" kata Indah setengah berharap, sebagai panitia Indah tidak mendapat jatah cuti.
"Boleh, sapa takut? jawab Anton, Indah pun mengangguk sembari tersenyum lega.
"Ton, mau nggak temani aku ke sumber" tanya Indah memelas kepada Anton. Sumber adalah tempat mata air di mana semua kegiatan mandi dan mencuci dilakukan anggota KKN. Indah ketinggalan teman-teman putrinya mandi tadi, sementara Anton cukup dua hari sekali mandi.
"Nggak takut sama aku?" canda Anton,
"Emangnya kamu rabies ya? tanya Indah senyum di kulum. Wah rejeki nomplok nih, batin Anton, tak terasa celana jin sobek yang dikenakannya terasa sesak, terutama daerah selangkangannya.
"Ati-Ati lho nDah, jalan ma setan" teriak Dini teman se kamar Indah sambil mengerlingkan mata ke arah Anton. Anton gemas, diambilnya batu kecil dan dilemparkannya ke arah Dini,
"awas ya kamu, entar malem aku grayangin" ancam Anton.
"Hi... hi... siapa takut di gerayangin kamu, emangnya berani?" tantang Dini.
"Udah ah, gak usah dilayanin, ayo nati keburu kemaleman di sana" kata Indah sambil menarik lengan Anton.

"Kok sepi ya Ton, dan dingin pula daerah sini" kata Indah sambil merapatkan tubuhnya ke Anton.
"Namanya aja hutan, ya jelas sepi dong" jawab Anton.
"Kamu udah mandi Ton?" tanya Indah.
"Ha... ha... ha... kayak gak tau aku aja, rencana sih besok aja mandinya" jawab Anton.
"Temenin aku mandi ya Ton?" pinta Indah setengah berbisik,
"Gak usah di suruh lagi tuan putri, hamba siap melayani permintaan tuan putri" gaya Anton berpantomim.
"Ihhh, genit, awas ya..." ujar Indah sambil mencubit pinggang Anton.
Keduanya berbugil ria masuk ke pancuran tempat untuk mandi, mereka berpelukan. "Ton... udah berapa wanita yang kamu gauli?" selidik Indah.
"Ha... ha... ha... sama kamu udah yang ke 1001 non" canda Anton.
"Nakal aya kamu, apa sih yang membuat cewek tergila-gila sama kamu Ton?" kejar Indah sambil mencubit Anton dengan mesra.
"Mungkin mereka tergila-gila sama adikku ini" kata Anton sembari memainkan penisnya yang mulai berdiri.
"Boleh aku kenalan sama adikmu?" kerling manja Indah,
"Ati-ati lo, dia suka ngeludahin cewek" goda Anton. Dipegangnya penis Anton dan dibelai mesra tangan halus Indah.
"Dingin ya Ton airnya" kata Indah,
"Ah enggak... anget kok" jawab Anton sambil meraba selangkangan Indah.
"Ahhh... Ton... enak banget, daleman lagi dong sayaaang..." rintih Indah tanpa melepaskan tangannya dari penis Anton. Segera di sambarnya bibir Indah, mereka berciuman mesra, tangan Anton tidak berpindah dari selangkangan Indah.
"Tooonnn... enak tonn... nyampe niihh... erang Indah. Tak berapa lama tubuh sintal Indah mengejang, dipeluknya Antoh erat-erat. "Emmhh... hhh... hhh..." rintih Indah.

Beberapa saat Indah mengatur nafas, kemudian ia jongkok di depan Anton, diraihnya penis Anton, diusap, kemudian perlahan dan pasti dimasukkan kepala penis Anton ke dalam mulut Indah.
"Ahh... enak nDah, terus... yang dalam..." rintih Anton.
Setelah di rasa cukup, Anton meraih pundak Indah untuk berdiri, kemudian memutar tubuh Indah dan meminta indah untuk setengah membungkuk sambil berpegangan pada pancuran depan Indah, kemudian Anton membuka sedikit kaki Indah dimasukkannya penis ke vagina Indah dari belakang perlahan-lahan.
"Asshhh... enak ton... tapi pelan-pelan ya masuuknya, punyamu gede banget sih" erang Indah. Pelan-pelan penis Anton maju, sampai melesak penuh ke dalam vagina Indah.
Dimaju-mundurkan gerakan penisnya, kedua tangannya segera meraih payudara Indah yang menggelantung jatuh bak buah pepaya matang di pohon.
"Sss...hhh... Ton... enak Ton... Oh... my god... terus Ton... aku nyampe lagiii..." rintih Indah keenakan.
"Aku juga nDah... bentar lagi ngludah nih adikku, di keluarin di mana nDah" tanya Anton.
"Kalo gitu sama-sama aja keluarnya Toonn... enghhh... keluarin di dalem aja... dua hari lagi dapet kok eemmhhh..." gelinjang Indah. Semakin semangat Anton mendengar jawaban Indah, dipercepat gerakan maju mundurnya penis dalam lobang Indah. "Toonnnn... aku sammm... pee niihh..." erang Indah.
"Sabar saya...ng aku.. juga nih..." buru Anton. dan Hmm... mmm... mm.... tujuh semprotan sprema Anton menembus dinding vagina Indah.
"Ahh... hhh... hh..." Indah pun mencengkeram pancuran air, di naikkannya pantat serta di kejangkannya otot vagina seolah menjepit penis Anton.

Mereka berdua terkapar lemas, diburu nafas yang menderu, bagai pelari yang mencapai garis finish. Diraihnya wajah Indah, dikecup bibir mungilnya,
"Gimana sayang, puas?" tanya Anton kepada Indah.
"He eh... enak sekali penismu, sampe sesak lobang vegi ku" jawab Indah di sela nafas yang masih memburu. Kemudian mereka mandi dan saling menyabuni satu sama lain, "Udahan yuk, aku di tunggu Kadek sama Maya di base camp" kata Indah.
"Lho, nggak ada ronde ke dua nih?" protes Anton.
"Sori sayang, aku janjian sama mereka, kami mau ke rumah pak Carik" sergah Indah. "Wah... padahal adikku minta jatah lagi nih", rintih Anton memelas,
"Kacian kamu" kata Indah sambil mengelus penis Anton yang sudah siap lagi untuk menembak, "Maapin kakak ya, mmuuahh" cium Indah pada penis Anton.
"Kakak harus tanggung jawab lho besok, kasian nih dedek" canda Anton pada Indah.

Kembali mereka berdua berciuman mesra, "Udahan yuk, gak enak nih sama mereka" desak Indah. Keduanya berpakaian dan bergandengan mesra kembali menuju rumah pak Lurah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar